Sabtu, 08 Oktober 2011

CHARLIE & THE CHOCOLATE FACTORY



Film ini diadaptasi dari buku berjudul sama (1964) yang ditulis oleh Roald Dahl. Sebelumnya pernah difilmkan dengan title Willy Wonka & The Chocolate factory (1971).
Film Charlie and the Chocolate Factory (2005) berkisah tentang kehangatan dan pentingnya sebuah keluarga. Adalah Willy Wonka (Johnny Depp), pemilik pabrik coklat terkenal Wonka Bar yang menyadari untuk segera mencari successor setelah menemukan uban di rambutnya. Willy mengumumkan sebuah sayembara ke seluruh dunia. Sayembara ini memperebutkan 5 Golden Ticket yang diletakkan secara acak di dalam produk coklat Wonka Bar. Lima anak yang menemukan tiket itu  akan diajak fullday-tour ke dalam pabrik. Tentu saja, sayembara ini disambut antusias oleh anak-anak, bahkan oleh orangtua mereka yang ingin tahu bagian dalam pabrik dan proses pembuatan coklat yang terkenal dan misterius itu. Pabrik tersebut memang terkesan misterius setelah peristiwa pencurian resep rahasia yang membuat Willy Wonka menutup pabrik dan mem-PHK semua karyawannya. Namun, pabrik tersebut masih memproduksi coklat-coklat berkualitas meski seperti tak ada aktifitas disana.
Lewat berbagai jalan dan takdir, terpilihlah 5 anak yang beruntung: Augustus Gloop, seorang bocah gendut yang gemar makan dan rakus dari Jerman; Veruca Salt, anak manja dari Buckinghamshire – England; Violet Beauregarde, jagoan yang hanya punya 2 pilihan: menang atau kalah dan suka mengunyah permen karet dari Georgia; Mike Teavee, pecandu berat teknologi dan video games yang arogan dari Colorado; dan Charlie (Freddie Highmore) yang memperoleh tiket emas karena keberuntungan. Masing-masing anak ditemani oleh pendamping, dan Charlie mengajak Grandpa Joe yang tadinya adalah karyawan pabrik coklat.
Dalam perjalanan tour ke dalam pabrik, satu persatu anak mengalami kegagalan dan tidak bisa melanjutkan tour sampai selesai. Augustus Gloop tercebur ke dalam sungai coklat dan tersedot saluran pembuangan. Ia gagal karena rakus. Veruca Salt jatuh ke saluran pembuangan sampah saat memaksa menangkap tupai pekerja. Violet menggelembung seperti bola karena rakus untuk merasakan permen karet yang belum jadi sempurna. Mike Teavee gagal karena ketagihan dengan teknologi teleporter dan mencoba pada dirinya sendiri. Hanya Charlie yang berhasil menyelesaikan tour hingga selesai
Ia pun memperoleh grandprize: mewarisi pabrik coklat legendaris itu...dengan syarat: harus meninggalkan keluarganya.
Charlie menolak, meskipun kesempatan itu dapat membuat keluarganya hidup lebih nyaman dan layak. Penolakan Charlie terhadap kesempatan mencapai kekayaan dan kejayaan yang didamba banyak orang membuat heran Willy Wonka.
“Kamu tidak bisa menjalankan pabrik coklat dengan keluarga yang selalu harus kau topang”, kata Willy Wonka
Trauma masa kecil ketika ayahnya melarang berinteraksi dengan candy dan sejenisnya membuat Willy Wonka memiliki pandangan apriori seperti itu.
“Kenapa engkau berpendapat seperti itu?”, tanya Charlie Bucket
“Tahu nggak, mereka selalu memerintahkanmu apa yang mestinya dikerjakan, dan memberitahumu apa yang tidak perlu dilakukan. Kondisi seperti itu tidak kondusif untuk seorang seniman coklat yang harus selalu punya kreatifitas”, jawab Willy Wonka
“Justru keluargalah yang dapat membuatmu merasa lebih baik saat engkau merasa ketakutan, cemas, atau stress. Hal-hal itulah yang mematikan kreatifitas dan keluargalah yang mampu menyembuhkannya”, balas Charlie, “Menurutku mereka hanya mencoba berusaha melindungi karena mencintaimu”, lanjutnya.
-------------------------
Hmm...jika anak kecil seperti Charlie Bucket saja tahu bahwa keluarga adalah tempat terhangat dan memberi ketenangan dibandingkan kekayaan, tentu kita yang lebih dewasa dan berpengalaman merasa juga bukan?
Yuks..ayah-bunda, kita pastikan anak-anak kita memperoleh kehangatan sebuah keluarga. Jangan sampai mereka 'menderita' mother/father-hunger.
Put your family to be number one!  

Tidak ada komentar: