Selasa, 27 Oktober 2015

FSP 1437: MOVE ZONES. ENJOY THE PROCESS

"...apakah tiap tahun perlu dievaluasi, Pak?"
"Tergantung, apakah keluarga itu punya rencana atau tidak"

"...ngeli nanging orang keli..."


Sepenggal dialog comment & reply di Facebook dan kutipan di atas membuat kami berpikir apa rencana keluarga kami? Lebih tepatnya, apakah keluarga kami punya rencana tiap tahun? Entahlah, mungkin ada tapi tak tertulis dan tak terarah. Untungnya, kami kenal dengan salah seorang yang berdialog di Facebook tersebut dan bergabung dengan komunitas yang rata-rata anggotanya sudah menerapkan strategi dan evaluasi pada keluarganya. Jadi, bisa langsung dapat pencerahan dan melihat penerapannya. 

Adalah mas Dodik dan mbak Septi Peni yang menginisiasi program Family Strategic Planning, FSP, yang rutin beliau lakukan setiap bulan Muharram. FSP adalah salah satu media komunikasi sekaligus sarana pendidikan keluarga dalam upaya membentuk A Home Team. Menarik kan? Nah, dari panduan dan mengamati praktek langsung dari keluarga-keluarga yang sudah melakukan kegiatan, kami pun mencoba memulai.


On D-Day @Where
Ini hal baru bagi kami, jadi penuh semangat kami membuat rencana. Hari dan tanggal sudah ditetapkan, Sabtu - Ahad, 11 - 12 Muharram 1437 H. Pada hari itu kami memang berleluasa.

Ada 2 pilihan lokasi meeting, yaitu di Taman Kota BSD dan di Amaris Hotel. Kami memilih lokasi yang terakhir karena menginginkan suasana berbeda sehingga akan selalu terkenang. Lagipula lokasi Amaris berada di pusat kota Tangerang dan dekat dengan tempat kuliner malam. 

Memang salah satu agenda sehabis meeting keluarga ini adalah menikmati wisata kuliner di Pasar Lama, Tangerang. Banyak variasi kulinernya lho...dan ramai amat! Reccomended place deh kalau berkunjung ke kota ini.     


Move Zones: Enjoy The Process...
Tahun ini bakal banyak perubahan, terutama bagi Ulan yang akan mengalami perubahan status dari anak sekolah menjadi 'anak rumahan'. Ya, kira-kira di awal Juni, Ulan akan pindah zona dan berstatus homeschoolers

Bersamanya kami sudah membahas tentang pendidikan rumah ini, namun tak dipungkiri pas di hari H-nya mungkin dia akan shock dengan status barunya. Dari waktu yang terjadual tetap menjadi acak, dari cara belajar terstruktur menjadi semau dia, dari sosialisasi teman sebaya, tiba-tiba mesti lintas usia. Di satu sisi, ia akan banyak punya waktu luang, dan itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang sebelumnya terhalang waktu sekolah.

Nah, dalam mapping-plan Ulan membuat banyak kegiatan untuk antisipasi kalau merasa bosan. Ssstt..kata yang sudah berpengalaman, ada masa ketika anak merasa jenuh dan merindukan sekolah. Karena itu, Ulan pun berencana membuat list daftar teman yang bisa dikunjungi kalau ia merasa jenuh.

Bolehlah...

Eh, kalau ada ide boleh lho kasih masukan ...;)

Setelah Ulan, presentasi kedua oleh Bunda. Sebenarnya Bunda sudah melakukan pindah zona sejak bulan Februari lalu ketika memutuskan untuk resign dari pekerjaan yang digeluti selama 20 tahun dan berganti status menjadi IRT-profesional. Tahun ini target utamanya adalah: Enter A Communities

Nah, kalau si Ayah ingin mulai merintis bisnis kuliner soto ayam, makanan favoritnya. Mencoba berganti peran dari penikmat soto ayam menjadi pemilik bisnis soto ayam. O, ya..lokasinya pun sudah ditetapkan, yaitu di Salatiga. 

Rencana-rencana di atas pasti akan membuat perubahan-perubahan pola hidup yang sekarang dan seringkali membuat takut. Namun, kami coba mencerna dan menikmati kalimat Ellen Johnson Sirleaf:

"...if your dreams do not scare you, they are not big enough"

Perpindahan zona kerap membuat tak nyaman, tapi kami sepakat terus ber-ikhtiar Jikapun berjalan tak sesuai dengan waktu yang direncanakan, biarlah Tuhan yang merevisi. Kami hanya mencoba menikmati prosesnya. 

Bukankah proses suatu peristiwa itu juga bisa menjadi bahan pembelajaran?

Wallahu'alam
gria_jakarta, 26/10/15