Selasa, 24 Juli 2018

RESUME KULWAP A HOME TEAM



Profile Narasumber:
Keluarga #doyandolan terdiri dari 3 personel, yaitu:

(1) Lukmanul Hakim, sebagai leader, ideator dan driver (dalam arti kias maupun harfiah). Lahir di Gresik 46 thn silam. Sekarang berprofesi sebagai homeworker. Rencana tahun depan hijrah ke Salatiga dan mendirikan warung tosotto Mlèthik serta pengembangan PolJa ke area Tengah dan Timur.

(2) Noor Widyaningsih, sebagai eksekutor program dan juru bicara. Lahir di Blora, berusia 46 tahun, dan berprofesi sebagai Ibu Profesional dan owner Polja_by_Noor. Aktifitasnya jalanjalan dan berbagi pola jahit dan konsultasi pecah pola. Pengalaman di bidang pola jahit dan retail selama 20 tahun di brandbrand besar, seperti: Danar Hadi, Carmanita, Island Story, PS, & M2.

(3) Qaulan Sadiida, anak semata wayang, 14 tahun, sekarang sedang menjalani aktifitas homeschoolers dan minat di bidang psikologi. Di keluarga sebagai eksekutor dan navigator, juga sebagai idea thinker. Sedang menyelesaikan project di Creator School tentang pemanfaatan lerak sebagai dishwashing liquid.

SESI DISKUSI:

page1image3840288 MESSA - JAKARTA
1. Bagaimana cara meyakinkan suami untuk ikut serta dalam project ini?
Selain tujuan, fokus pada kekuatan, keterlibatan (peran), salah satu poin penting dalam membentuk keluarga A Home Team adalah komunikasi. Maka komunikasikan maksud dan tujuan yang ibu pahami tentang Home Team ini kepada suami. Pilih waktu dan suasana yang tepat, obrolan ringan, dan minta pendapat sebagai pengganti kalimat tanya yang merongrong...:)

Jika yang dimaksud mengajak suami untuk ikut project2 dalam rangka home team, maka yang pertama dilakukan adalah minta restu. Kemudian ajak anakanak melakukan projectproject kecil berdurasi pendek sehingga langsung terlihat manfaatnya. Misalnya, beberes rumah. Biasanya para suami lamakelamaan akan tergerak setelah melihat hasil yang tampak.

2. Adakah target dari home team dalam 510 tahun kedepan? Dan kalau boleh tahu apakah itu? Terimakasih
Secara visi keluarga kami memiliki target jangka panjang sebagai keluarga penebar manfaat untuk bekal berkumpul kembali di surga. Yang sekarang kami lakukan adalah membuat perencanaan tahunan. Tiap tahun berbedabeda tema tergantung kebutuhan keluarga dan aktifitasaktifitas keluarga dibuat sesuai dengan tema tersebut. 

Misalnya:
tahun pertama: Moving Zone, karena pada waktu itu Qaulan dan bunda Noor berganti profesi. Qaulan menjadi homeschooler dan bunda menjadi homeworker
tahun kedua: Expossure, mengekplorasi potensi diri dan menjadikannya sebagai jalan kemanfaatan
tahun ketiga: realife_realize, ini berkaitan dengan pencarian jati diri Qaulan Sadiida menjelang akil baligh untuk menemukan peran utamanya
tahun keempat: meaningfulife > sedang dimatangkan ...:)


page2image3811168 CINTIKA - MADIUN
Bagaimana mengawali membuat home team jika posisi kita masih sebagai seorang anak dan bagaimana cara menguatkan home team saat sedang futur?
Wah, hebat ini! Masih seorang anak sudah memiliki pandangan ke depan tentang perlunya home team. Mbak Cintika bisa memulai dengan mengkomunikasikan tentang home team ini kepada anggota keluarga paling dekat yang bisa diajak kerjasama. Cari sekutu, istilahnya. Bisa ibu, ayah, atau saudara. Kalaupun belum ada yang paham tentang home team, bolehlah berinisiatif sendiri melakukan project ringan yang membuat performance character diri tampak dan jadi ‘wow’ di mata keluarga. Contoh: project Breakfast in the Weekend, yaitu dengan menawarkan diri membuat sarapan untuk keluarga. Atur peran masingmasing anggota keluarga. Ketika performance kita 'wow 'di mata keluarga, lambat laun keluarga akan terlibat. Baru kemudian kita bisa merencanakan aktifitasaktifitas keluarga dengan melibatkan anggota keluarga lainnya

Tidak ada proses sekilas dalam membentuk home team. Harus sabar dan konsisten. Nah, kadangkala semangat kita turun karena tak kunjung ada hasil. Untuk itu kita perlu mengingat kembali misi pribadi dan mencari teman atau komunitas yang sepaham. Ketika kita teguh dan yakin memegang prinsip, Allah akan kirimkan temanteman seiring kerap yang meneguhkan semangat kita kembali. Seringkali tak terduga, bahkan...

Ketika #doyandolan mencanangkan hijrah dan berswadikari, sepanjang project ngukur_dalan kami dipertemukan ‐ bahkan menginap ‐ di rumah kawankawan yang telah berswadikari dengan bidang usahanya masingmasing. Seolaholah Allah SWT memberi gambaran begini lho orangorang yang memiliki usaha sendiri, mesti punya keahlian ini dan kemampuan itu. Itu membuat keyakinan dan semangat kami bertumbuh. Keren sekali rencana sang Maha Kuasa!

Terima kasih bunda atas penjelasannya. Mungkin bunda bisa memberikan contoh sederhana pembagian peran saat project breakfast in the weekend?Berarti project kecil yg saya lakukan harus wow dl ya bund hasilnya?Kriteria wow itu yg bagaimana bund?
Kriteria wow = apabila semua team merasa bahagia saat dan setelah berkegiatan.
Ini adalah kriteria mandatory, semua anggota keluarga merasakan kebahagiaan setelah menyelesaikan project keluarga. Boleh ditambahkan juga kebermanfaatan project tersebut kepada sekitar. Silakan, tiap keluarga memiliki kriteria atau target WOW sendiri...

Melakukan halhal kecil biasa, seperti mengambil sampah di jalan dan membuangnya ke tempat sampah bisa menjadi aktifitas WOW jika menjadi sebuah gerakan dari rumah πŸ˜Š


page2image3834912 RIZKA _ IP DEPOK
Bagaimana membangun home team dgn anggota keluarga yg memiliki sifat cuek? Contohnya. Di rumah, anggota keluarga kami adl saya (istri), suami, dan anak kami (20month), kami cuma bertiga di rumah. Suami saya orgnya agak cuek, jadi utk urusan keluarga (anak dan rumah) beliau cenderung terserah saya aja. Jgnkan ngomong project keluarga, nentuin visi misi keluarga aja ga selesai2. Terimakasih
Berbeda dengan team yang lain, misalnya sepakbola, dimana pelatih bisa memilih anggota team, dalam keluarga kita hanya memilih sekali dan berikutnya adalah taken from granted dari Allah SWT. Karena mesti diyakini bahwa pasangan kita hari ini dan anakanaknya yang menyertainya adalah anugerah dan mesti ada maksud dari Sang Pencipta untuk menumbuhkan potensi diri kita. Suami yang kita rasa cuek, mungkin dalam dirinya menyimpan perasaan ketenangan. Who knows kan? Yang pertama bisa kita lakukan adalah penerimaan (acceptance) dan kemudian menggali potensi diri kirakira apa yang bisa kita lakukan dengan positif

’Mantra’ untuk ini adalah jika suami tidak terlibat namun tidak melarang maka hasilnya akan baik, jika suami mau terlibat maka hasilnya akan luar biasa, he..he... Mungkin suami cuek karena kita tidak mengkomunikasikan keinginan kita secara jelas, tapi menduga dan berharap suami mengerti. Nah untuk ini perlu komunikasi yangclear & clarify apa yang kita inginkan. Jika beliau tidak terlibat namun tidak melarang, bolehlah dicoba aktifitasaktifitas bersama anak yang memiliki kemungkinan kesuksesan yang besar. Laporkan hasilnya dan minta pendapatnya. Biasanya pula para suami itu enggan dinasehati, jadi biarkan beliau melihat hasil yang tampak. Lambat laun jika sudah mulai terlibat kita bisa mulai berbicara tentang visi misi keluarga.

Berdasarkan pengamatan kami, tiap keluarga memiliki cara masingmasing menentukan visi keluarganya. Ada yang langsung di tahap awal kemudian membuat aktifitasaktifitas berdasarkan misi tersebut. Banyak pula yang melakukan aktifitas sampai menemukan keunikan keluarga dan menjadikannya visi misi. Visi misi bisa jadi tidak langsung jadi, dan membutuhkan proses. Oleh karena itu mendiskusikan dengan suami atau anggota keluarga lain mesti pelan namun pasti...😊


page3image3843872 BU ROFI _ BEKASI
1. Tujuan utama dari build team adalah...
Keluarga memiliki arah dan tujuan yang jelas yang disepakati bersama dan berusaha mencapainya bersama> ini bisa mempererat bonding antar anggota keluarga.

2. Langkah menentukan kegiatan2 yg dipilih untuk membangun build team adalah...
Langkah awal adalah berkomunikasi dengan membuat family forum, bicarakan project yang disukai anakanak, dan berbagi peran. Pilih durasi waktu project yang singkat sehingga hasil project tampak dan anak tidak bosan.

3. Jangka waktu untuk build team apakah harus dirancang/dischedulukan? Berskala atau bertahap?
Menurut kami membangun keluarga menjadi A Home Team adalah misi berkelanjutan. Sedangkan membuat projectproject keluarga agar Home Team tercapai mempunyai durasi waktu masingmasing, tergantung anggota keluarga masingmasing. Jika masih anakanak bisa dipilih kegiatan dengan durasi waktu yang pendek agar segera tampak hasilnya, dan tiap project tidak mesti berkelanjutan/berkaitan.

Kalau #doyandolan, karena Qaulan sudah akil baligh, kami membuat tahapantahapan project yang berujung pada keberminatan dan pemberdayaan potensinya.

4. Apakah harus bertema u build team, contoh #doyanjalan#?
Tidak harus dan tidak perlu menjadikan baku, tergantung keluarga masingmasing. Bagi keluarga #doyandolan, tema memudahkan kami untuk membuat aktifitas yang terarah sesuai tema yang dicanangkan tahun itu.

5. Ayah, ibu, anak 7 y, 5 y, 2 y, kira2 pilihan kegiatanny seperti apa saja u bisa membangun build team?
Segera berembug dan mendiskusikan kegiatan seperti apa yang dikehendaki anakanak. Boleh bertanya keinginan masingmasing dan membuat kesepakatan ide siapa yang akan dijalankan dalam minggu ini. Aktifitas keluarga bisa dimulai hal yang sederhana, tidak perlu terlalu muluk, Misalnya Breakfast in the Weekend, menyiapkan sarapan keluarga. Musyawarahkan peran, misalnya: anak 7 yo: sebagai pimpinan project, anak 5 yo sebagai cochef, ibu sebagai peracik bumbu, ayah sebagai bendahara, anak 2 yo sebagai penggembira. Durasinya tidak lama, bukan? Dan hasilnya langsung tampak. Setelah sesesai, apresiasi peran masingmasing anak (bukan evaluasi), dan tanya minggu depan ingin project apalagi.

Untuk contoh aktifitas anakanak dalam project keluarga bisa disimak buku dari keluarga Omah Project (Mbak Ressy, Leader IP Prabumulih): Witing Tresna Jalaran Soko Kulino. Di buku itu banyak projectproject keluarga sederrhana yang telah dilakukan keluarga keren itu.

6. Kegagalan build team ditandai dengan apa saja...
Boleh dicheck di ciri kerumunan: interaksi tdk terfokus, bersuara tapi tidak berbicara 2 arah, tujuan tdk terarah dll. Tidak menjadi home team bukan berarti keluarga berantakan, bisa saja nyaman karena sdh terbiasa. Hanya saja dengan membangun home team, kehangatan dan ikatan keluarga ‐ bagi kami ‐ makin terasa.

http://busur-panah.blogspot.com/2018/07/a-home-team.html



page4image3836704 MESA - WINA, AUSTRIA
Keluarga Doyan Dolan, izin ikut bertanya . Begini, sebuah tim tentu terdiri dari beberapa orang ya, yang tentunya memiliki isi pikiran yang berbeda, keinginan yang berbeda, dan mungkin ada kalanya kontras satu dengan lainnya.

1. Pertanyaan saya, bagaimana keluarga doyandolan menghadapi perbedaan ini?
Bagaimana Wina, Mbak Mesa? #doyandolan ingin nyusul main kesana...
Iya benar, anggota #doyandolan memang memiliki sifat dan keinginan yang berbedabeda. Bunda Noor yang supel dan mudah bergaul, sedangkan Qaulan cenderung pemerhati dan pendiam. Itu performance character, bisa saling melengkapi. Untuk menyatukan perbedaan kami sepakat dengan moral character, yaitu silaturrahim & share yang menjadi tagline keluarga kami. Aktifitas atau project keluarga kami usahakan dalam koridor tagline tersebut.

2. Bagaimana alur prosesnya sehingga kemudian tercapai sebuah kesepakatan, "AHA", kita jalankan project ini ya sekarang..."?
Tiap tahun kami melakukan FSP, Family Strategic Planning, yang masingmasing mengutarakan keinginan yang hendak dicapai tahun depan. Dari poinpoin keinginan lalu dibuat aktifitasaktifitas keluarga untuk mendukungnya. Misalnya project untuk menumbuhkan potensi skill Qaulan Sadiida. Setelah mencoba beberapa ketrampilan, ditemukanlah minatnya di bidang memasak, dan dibuatlah project #KuenaK, membuat donat dan dipasarkan. Atau project PolJanya Bunda, yang tiap anggota memiliki peran untuk mendukung dari awal.

Dalam perjalanannya ada kalanya project berkembang. Misalnya project ngukur_dalan yang dilaksanakan selama Ramadhan kemarin. Awalnya project ini hanya terbatas silaturrahim di satu kota, namun karena blessing in disguised, project pun dikembangkan sampai 20 kota dalam 30 hari. Sangat mengesankan!

3. Kemudian, bagaimana pembagian peran dalam menjalankan hometeam, dikaitkan kekuatan masingmasing individu? Terimakasih banyak, doyan dolan, inspiratif 
Dengan memanfaatkan berbagai tools dan dari aktifitasaktifitas yang dilakukan, secara garis besar dalam keluarga #doyandolan terbentuk peran sebagai berikut: ayah Lukman sebagai pencetus ide dan perencana, bunda Noor sebagai juru bicara dan penjalin jaringan, dan Qaulan sebagai pemerhati dan penjaga langkah. Ketika melaksanakan project ngukur_dalan, saya merancang rute yang hendak dilalui, kotakota yang hendak disinggahi, jarak yang ditempuh dan pertalite yang dibutuhkan, dll. Bunda Noor menghubungi kawankawan yang sekiranya kota tempat tinggalnya disinggahi dan menjalin hubungan untuk project berbagi yang diemban. Sedangkan Qaulan bertugas sebagai navigator untuk menentukan arah jalan, mengingatkan timeline project, dan sebagai asistan untuk project bebagi.

O, ya...keluarga Griya Riset salah satu keluarga muda yang menginspirasi kami. Makanya, kami menyempatkan diri mengunjungi sang Ibu di Jombang...😊


page4image3836928 GALIH CROSSIATI _ SOLO
Bagaimana menciptakan kesadaran akan kerja sama team kak..Terimakasih
Poin utama Home Team adalah tujuan, komunikasi, peran/keterlibatan, fokus pada kekuatan. Nah, perlu dibuat tujuan bersama yang dibuat, dipahami, dan disepakati bersama, kemudian pembagian peran yang berarti tanggung jawab. InsyaAllah dengan mengetahui arah dan memahami peran, kesadaran akan tumbuh. Itulah yang kami terapkan di keluarga #doyandolan, hasil belajar dari keluargakeluarga keren lainnya.


page4image3837152 GRAITA - KARANGANYAR
Bagaimana membentuk sebuah home team kalo suami dan saya sbg istri sama2 menjadi pekerja kantoran yg kalo pagi2 mruput brgkt dan pulang udah malem tinggal istirahatnya, sedangkan weekend biasanya dibuat suami untuk bergadget ria, harus dimulai darimana ya untuk membuat home team yg solid seperti narsum? Nuwun

Pertama yang bisa dilakukan adalah mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Nah, waktu weekend, Sabtu & Ahad, adalah yang dimiliki. Jadi, bisa kita manfaatkan waktu tersebut untuk membentuk home team. Komunikasikan dengan pasangan secara clear & clarify dan buat kesepakatan tentang gadget time, misalnya GFOS Gadget Free on Sunday. Dan ganti dengan aktifitas yang menyenangkan bersama dengan ‘mantra’ ringan ini: ngobrol bareng, bermain bareng, beraktifitas bareng.


Jika suami masih belum terlibat dan asyik dengan gadget, bisa dicoba jawaban di pertanyaan no. 3. Buat aktifitas yang menyenangkan bersama anakanak dan laporkan hasilnya. Umumnya para ayah pun tak mau ketinggalan bersuka ria bersama anak.


page5image3844992 FATIN - BANJARSARI, SOLO
Bagaimana membentuk home team jika kita masih tinggal dg orangtua dan adek2?
Mulai dan perkuat dari keluarga inti dulu: tentukan tujuan, bikin aktifitas, berbagi peran. Lingkup home team bisa diperluas ke kerabat di dalam rumah yang tertarik. Kami melibatkan ibunya Pak Lukman yang kerap lama tinggal di rumah dalam projectproject keluarga, misalnyaNasi Bungkus Pekanan dan PolJa. Ketika ibu pulang lama ke Madura, beliau selalu menanyakan kelanjutan projectproject ini. Rupanya projectproject membekas dan membuat senang beliau.


page5image3845664 ZULIA - SOLO
Bagamana cara menggali kreatifitas atau potensi keluarga agar menjadi "A Home Team”? Untuk saat ini kami masih berdua, belum memiliki anak.
Wuih! Relationship after marriage ini... Syukurilah karena kita punya waktu untuk ngobrol bareng pasangan tentang membentuk keluarga ‘A” Home Team, tentang visi misi keluarga, tentang potensi diri, tentang aktifitas/project sebagai team. Jadikan setiap rencana menjadi sebuah doa. Kelak, geek anak sudah hadir, ia sudah dipersiapkan dengan kondisi dan suasana yang hommy.

Kami memanfaat tools psikologi, salah satunya Talent Mapping untuk mengetahui potensi diri. Dari hasil TM, kami beririsan salah satunya di Belief dan Relator. Itulah yang mendasari tagline silaturrahim dan share.

Juga mencari pelengkap pada diri kita yang tidak ada, mungkin ada di pasangan atau anak. Coba, yang sudah melakukan TM atau tools psikologi lainnya, bisa ditilik apakah saling melengkapi. Allah memang tidak mainmain menjodohkan kita dengan pasangan kita dan memberi anugrah anakanak kita..😊


page5image3845888 SARAH - SOLO
Bagaimana menyikapi jika ada salah satu anggota keluarga yang kurang support dlm pembentukan team (sbg keluarga)? Contoh kasus: saya berempat bersama saya dan adik saya,bapak, ibu. Kemudian tdk jarang ayah saya memberi tahu kepada kami jika kami ini adalah team, jika ayah dan ibu saya meninggal maka saya dan adik saya kudu saling menolong layaknya keluarga. Tetapi kenyataannya adik saya sedikit berbeda dan sangat cuek. Dan alih2 saya care ataupun ingin mengajak komunikasi adik saya selalu bilang saya ini kepo.hehe... Itu saja mba ,terimakasih sebelumnya.
Seperti jawaban sebelumnya, cari sekutu terdekat yang bisa diajak kerjasama melakukan aktifitasaktifitas home team. Bisa ayah, ibu, atau saudara. Bikin aktititas yang kemungkinan suksesnya besar sehingga bisa juga dinikmati oleh si adik. Cobalah berkomunikasi dengan menceritakan aktifitas kita atau keluarga, alihalih menanyakan dulu tentang rencana aktifitasnya. Nanti dikira kepo, he..he..
if opportunity doesn’t knock, build a door ~ Milton Berle 


page5image3845216 EKA - SOLO
Bagaimana memahamkan suami atau mengajak suami bekerja dlm team..sedangkan suami bekerja hampir fulltime.. Bs kah kita disebut team ketika projek2 keluarga itu hanya kita lakukan dlm 1x perminggu ny..misalkan hr minggu saja..gtu
Sangat bisa...syukuri waktu yang telah dimiliki. Jika ada waktu di hari Ahad, manfaatkan untuk aktifitas dan bermain bareng bersama keluarga. Durasi dan keleluasaan waktu yang dimiliki tiap keluarga untuk melakukan project keluarga berbedabeda. Luangkan waktu, bukan mengisi waktu luang.

Diskusikan dengan suami tentang pentingnya keterlibatan dan peran dalam membentuk home team. Jikapun sibuk, luangkan waktu sejenak bersama anak sebelum melakukan project, atau menggunakan piranti teknologi jika bertemu langsung pun terbatas. Suami disini bisa bertindak atau berperan sebagai pembuka acara. Komunikasikan dengan anakanak bahwa ketiadaberadaan ayah mereka adalah sebagai upaya beliau memuliakan anakanak, istri, dan keluarga dengan memenuhi kewajibannya sebagai pencari nafkah. Yakinlah bahwa jauh di lubuk hatinya, para ayah ini ‘iri sekali’ dan ingin sekali berkumpul dan bermain bersama anakanaknya. Karena itu pulalah salah satu alasan ayah Ulan memutuskan jadi homeworker, he..he..



Menanggapi ya bund.. suami sy sering libur di hari dimana sy masuk utk bekerja.. hr ahad hanya sampe sekitar dhuhur.. beliau harus brgkat kerja lagi... duhh.. baper juga jadinya bund... gmn ya caranya mengkomunikasikan ke suami kalau wktu yg terbatas itu bs kita gunakan utk bermain brsama anak... krn seringny wktu luang suami dipake buat istirahat.. jd sama anak2 juga terbatas.. padhal anak2 sangat terlihat bahagia ketika ayahnya pulang... pastinya si kakak terutama.. pengen bgt diajak main sm ayahnya..
Nah, jika para suami memanfaatkan weekednya dengan leyehleyeh dan santai, boleh berprasangka baik bahwa sang suami sedang menikmati keberkahan rumah dengan anakanak, he..he.. Di satu sisi, tugas sebagai pencari nafkah mencukupkan sang suami berperan sebatas tugas itu saja, melupakan tugas mendidik danmembersamai anak. Nah, untuk ini merubah mindset ini perlu dijalin komunikasi efektif. Selain itu, Manfaatkan waktu yang ada, meskipun beberapa menit. Minta kesedian sang ayah untuk membersamai sang anak sebelum berangkat kerja. Sekedar pamit menyapa, memuji, atau memeluknya.

Bersama sang kakak, bunda bisa berkolaborasi membuatkan minuman atau masakan kesukaan suami. Sebelum berangkat kerja, pesankan ke suami untuk menikmatinya dan memberi tanggapan positif. Ini sangat berarti bagi sang anak. Disini posisikan si suami dengan peran sebagi penguji rasa..😊

Nah..pengen tau tanggapan seorang ayah...yg mgkin dulunya jg fulltime bekerja.. Kira2 kalau sedang leyeh2 itu..anak2 sy dekatkan dg ayahnya bagaimana ya? Terus terang sy kadang kasian liat suami yg sedang santai gtu digangguin si kakak minta main kuda2anπŸ˜… Tau betul beliau bekerja "nglajo" jauuh pastilah capekny luar biasa...tp disamping itu..mamahny pengen anak2 bs deket bgt sm ayahnyaπŸ˜„
Ada tangapan dari para ayah? Berarti sumai mbak Eka luar biasa ini...dirindukan anakanak

Diwakilkan pak lukman , silahkan pak, dari sisi seorang ayah, kalau didekatkan dengan anak saat kondisi sedang leyeh bagaimana πŸ˜ŠπŸ˜Š sepertinya capek akan hilang begitu ga pak??
Ditanyakan ke suaminya saja Mbak Eka, bagaimana perasaannya. Kadang kita sekedar menduga si ayah capek dan kasihan kalau 'digangguin' si anak, tapi si ayah sendiri tidak keberatan...

Dulu ketika Qaulan masih sekolah SD, ketika libur dan temantemannya mengajaknya bepergian ke surat tempat, berenang atau ke Mall, mereka selalu meminta Qaulan mengajak saya. #Soalnya, ayah Qaulan selalu ada waktu", ujar mereka
Memang, bersama anakanak rasa capek jadi hilang.

Tambahan dikutip dari ust. Harri Santosa
Nasehat untuk Para Istri Yang Rajin Seminar dan Workshop Parenting
  1. Ketahuilah bahwa para suami sesungguhnya perlu ruang untuk merenung dan bernafas, begitulah lelaki. Fitrah kelelakianya atau ego nya tidak suka ditekan dan didikte, disisi lain rasionalitas dan ego nya juga menyuruhnya untuk hati hati pada sesuatu yang baru, yang sebenarnya dalam rangka melindungi keluarganya. Jadi andai suamimu terkesan lamban, itu karena ia perlu "merasionalisasi" tuntutan istrinya yang lebih banyak emosionalnya. 
  2. Ketahuilah bahwa para suami kadang tak suka hal hal detail, karena kebanyakan mereka umumnya pemikir dan konseptor. Beberapa suami yang rajin terlibat pengasuhan anak secara detail, umumnya suami yang agak "keibuan" atau aďa sifat sifat emphaty yang besar. Jadi bersyukurlah bahwa suami anda cukup jantan apabila tak terlalu tertarik urusan teknis pengasuhan dan lebih tertarik urusan yang lebih besar. Namun demikian, minta dengan baik baik agar menjadi konsultan pendidikan 24 jam, alias siap menerima curhat 24 jam sehari semalam. Seorang konsultan memang tak harus banyak terlibat dalam masalah keseharian, karena akan tidak jernih melihat masalah karena menjadi bagian dari masalah. 
  3. Ketahuilah bahwa lelaki itu merasa direndahkan jika diminta menjawab "bagaimana Ayah, kapan membuat misi keluarga kita". Bagi lelaki kata "bagaimana" itu seolah meragukan fungsi kelelakiannya. Kata "bagaimana" memicu egonya untuk membela diri dan emosi. Silahkan ganti dengan kata "mengapa", misalnya tanyakan, "Ayah, mengapa ayah tak membuat misi keluarga?". Kata "mengapa" tidak merendahkannya, tetapi membuat otaknya bekerja dan nalarnya terpicu. Beberapa lelaki mungkin lebih suka diceritakan studi kasus tentang pentingnya sesuatu topik, misalnya "misi keluarga pak Habibie"
  4. Ketahuilah tak semua lelaki atau suami punya idea menjadi "ayah yang dirindukan", sebagian mereka tak punya sosok ayah sejak kecil baik karena meninggal dunia atau karena tak hadir membersamainya. He doesn't know how to be a good fatherMaka agak sulit bagi ayah yang tak pernah punya bayangan bagaimana sosok ayah sejati atau bagaimana seharusnya ayah berperan, tiba tiba mendapat tuntutan dari istrinya untuk menjadi ayah "sempurna". Jadi sebaiknya sering seringlah mengajak suami berkunjung kepada keluarga keluarga atau pasangan yang suaminya berperan sebagai ayah sejati. Bisa juga memberikan suami pembimbing bisnis yang merupakan lelaki dan suami sangat aware pada pendidikan keluarganya. Jadi temukan saja "mengapa" suami tak mau terlibat dalam mendidik anak dan keluarga, bukan bagaimana menyuruh atau mengatasi para suami yang begini dan begitu. 
  5. Ketahuilah bahwa saya sebagai nara sumber, juga nara sumber lainnya, sesungguhnya tak pernah menyuruh para ibu atau para istri untuk menekan suaminya begini begitu sepulang seminar ataupun pelatihan pendidikan keluarga. 
Pendidikan keluarga atau parenting yang benar itu sesungguhnya tak membuat panik, tetapi makin merileks dan mengoptimis dalam membersamai anak dan keluarga.  Jika makin banyak ikut seminar dan pelatihan, semakin menambah panik dan cemas serta menekan pasangan maka ada yang salah dalam mindset kita maupun prakteknya. 

Salam Pendidikan Peradaban 
#fitrahbasededucation 
#pendidikanberbasisfitrah 


page6image3840960 ANNISA - BEKASI
Mengajak anak remaja untuk membangun home team bukanlah perkara yg mudah, Bagaimana cara efektif untuk berkomunikasi dgn ank remaja untuk build a home team?
n
Mengajak berbicara dengan anakanak remaja memang membutuhkan keahlian sendiri karena anakanak ini sedang pada masa beradu argumen. Maka berbicara dengan mereka mesti dalam waktu yang tenang, dan bisa dicoba dengan memulai pembicaraan dengan halhal yamg disukainya. Menghindari pertanyaanpertanyaan interogatif juga mampu mencairkan suasana. Anakanak sekarang memang risih dikepoin, he..he.. Memiliki waktu untuk family forum yang rutin juga membantu untuk saling berkomunikasi, karena disanalah memang ‘ajang resmi’ diskusi keluarga.

Di keluarga #doyandolan memiliki semacam Family Strategic Planning, yang memuat berbagai rencana masingmasing anggota keluarga. Kami bisa menengok mana yang sudah , sedang, dan akan dikerjakan dan support apa yang diperlukan sebagai bahasan untuk obrolan keluarga.

Menurut Qaulan, menurut aku komunikasi yang efektif itu pertama orangtua mendengarkan dulu apa yang si anak sampaikan dan jangan dipotong, dengarkan sampai selesai.


page7image3843872 LENA - BREBES
Bagaimana cara menarik perhatian, mood, dan semangat anggota keluarga yg pada dasarnya mereka sudah sibuk dengan urusan masingmasing? Cara mengumpulkan hati mereka, karena kadang badannya ada, tapi pikiran kemanamana saat diajak berdiskusi. Bagaimana ya? Terima kasih
  • menumbuhkan mood atau semangat bisa dilakukan jika melakukan halhal yang anggota keluarga sukai. Misalnya, tamasya atau sekedar makan bersama... Maka menemukan kesukaan dalam diri masingmasing (jnside out) bisa menjadi jalan pembuka
  • miliki setidaknya 1 family forum, tempat keluarga ngobrol santai. Hindari dulu diskusi yang membuat anggota keluarga merasa terbebani. Jauhkan gadget yang bisa membuat distraction. Ingat kalau sedang berjauhan, HP itu mendekatkan, tapi kalau sedang berdekatan HP bisa menjauhkan
  • diskusikan dengan pasangan untuk menentukan tujuan keluarga. Visi misi ini penting untuk memandu arah dan tujuan bersama. Di keluarga #doyandolan, kami memfokuskan 'tahun_milik_siapa'. Jika tahun ini milik Qaulan, misalnya, semua dukungan materi maupun non materi untuk aktifitasnya. Ini bisa menumbuhkan ikatan keluarga yang kuat
  • dekati masingmasing anak dan gunakan bahasa cinta yang sesuai agar anak terebut hatinya
  • tazkiyatun nafs. Jika berkaitan dengan hati, kembalikan kepada Sang Pemilik Hati. Berdoa dan memohon bimbinganNYA adalah cara yang paling utama😊

PENUTUP
Terima kasih rekanrekan, para ibu yang bersemangat (juga para ayah). Dalam materi ini kami mencoba menyampaikan apa yang sudah kami lakukan dan berkaca dari pengalaman rekanrekan dan guruguru kami yang lain. Yang penting diingat adalah tiap keluarga itu unik, memiliki kekhasannya sendiri. Jadi, contohcontoh yang kami sampaikan mungkin cocok bagi kami, tapi butuh penyesuaian untuk keluarga lain. Menggali keunikan keluarga adalah proses yang sangat menarik. Jadi, silakan terinspirasi, namun jangan terintimidasi.
Dengan menyampaikan materi A Home Team, kami juga berusaha berintropskeksi apakah kami on track/sesuai dengan visi misi atau perlu koreksi dan perbaikan karena kami masih terus belajar menjadi lebih baik. Mohon maaf jika ada perkataan yang salah dan tidak bermanfaat. Semoga kita semua diberi kemudahan menjalankan misi menuju visi keluarga masingmasing.

Aamiin

Wassalaamu'alaikum

Notulen: Ajeng, Bunda Aisyah 

Selasa, 10 Juli 2018

RESUME KULWAP FAMILY BRANDING

Kulwapp Family Branding ini diinisiasi oleh Ibu Profesional Tangerang Kota dan hampir diikuti oleh para 250 ibu. Antusias sekali ya... Kulwapp dimulai dari pkl 13 - 14, tapi berlanjut hingga menjelang Ashar, pkl 15.00. Wow!

Materi sudah di-share 1 hari sebelumnya sehingga peserta sudah memiliki gambaran tentang membangun Family Branding. Bisa dicheck di link ini:

http://busur-panah.blogspot.com/2018/06/family-branding.html

Di kulwapp tinggal menanyakan yang dirasa belum jelas. Berikut beberapa pertanyaan antusias peserta:



(1) Devi Nurhamidah:
Saya yakin keluarga #doyandolan ini tidak serta merta langsung menjadi keluarga seperti sekarang ini. Saya pikir ini penting untuk kita mengetahui gimana sih awal caranya, koq bisa bunda noor dan pak lukman menyamakan pemikiran? Tentang keluarga #doyandoan ini? 

-> Iya, benar... setiap keluarga tentu memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda-beda. Ada yang cepat menemukan, ada yang masih dalam proses. Ada pula sudah menemukan namun di tengah berubah karena mengalami pengalaman hidup yang membuat mereka mengerucut menemukan misi dan visi. Tidak apa-apa, karena hidup adalah proses.

Nah, keluarga #doyandolan terpicu membuat FamBrand saat memperoleh materi di Perak ke-3 oleh Pak Dodik. Berhubung suka dengan bahasan, kami pun mencoba mengolah kekuatan keluarga. Kami coba flashback ke belakang. Ternyata sepulang PERAK ke-2 kami bersilaturrahim ke hampir semua keluarga dan ternyata itu menyenangkan. Maka kami membuat nama doyandolan yang berarti suka jalan atau suka main (silaturrahim). Lalu kami menambahkan makna berbagi dalam proses perjalannnya Dan berdasarkan hasil TM kami memang seirisan bersama di RELATOR & BELIEF.

Dan dalam prosesnya pula kami membuat project-project keluarga yang terfokus pada branding #doyandolan ini sehingga makin membuat kami lebur di dalamnya, misalnya NasBung Pekanan, Goes to East, Kuenak, dll.

Apakah ada kejenuhan ketika menemukan dan menjalankan visi misi keluarga? Alhamdulillah, kami belum pernah mengalami kejenuhan dalam proses perjalanan branding #doyandolan. Justru dengan menggunakan koridor FamBrand ini kami bisa lebih fokus membuat project keluarga yang disukai. Kalaupun nanti ada, kita akan gunakan golden rules-nya: :...dibuat senang saja!"


(2) Yunita - Tangerang
Bagaimana tips /cara membreakdown visi dan misi keluarga yang masih sangat garis besar (anak-anak mnjd anak sholeh/sholehah, bahagia dunia akhirat) menjadi aktivitas harian yang akan bermuara pada visi dan penentuan family branding?

-> Wah, hebat itu sudah bisa merumuskan visi secara garis besar. WHAT-nya sudah bisa dijawab. Tinggal WHY dan HOW. Mengapa mesti menjadi anak sholeh dan bahagia dunia akhirat, terus bagaimana caranya? Untuk mem-breakdown menjadi aktifitas harian bisa dicoba dengan Mantra IP: bermain bareng, berkatifitas, bareng... mana aktifitas yang membuat bahagia dunia akhirat yang menyenangkan semuanya. 

Bagaimana cara menemukan aktifitas yang membuat keluarga enjoy? Monggo dirembugkan...kita bisa tentukan dan membuat happy semua anggota keluarga. Biasanya jika anak-anak diberi andil untuk berperan, mereka jadi suka dan menikmati. Apa yang dilakukan keluarga Yunita dengan berbagi nasi bungkus dan itu menyenangkan semua anggota keluarga bisa dijadikan start untuk menemukan kesamaan dan membuat FamBrand. 


(3) Oshi - Cimahi
Assalamu'alaikum bunda noor dan pak lukman. Saya Oshi, Cimahi. Bismillah, izin bertanya. Seberapa penting-kah family branding ini dibuat? Lalu Bagaimana langkah-langkah untuk mulai menemukan branding keluarga? 
Boleh disharekah cerita perjalanan doyandolan yang paling berkesan?
Dan apakah bayi pun bisa dilibatkan dalam mebangun FamBrand ini?

-> Wassalaamu'alaikum Mbak Oshi...saya sering ke Bandung tapi jarang ke Cimahi. Nah, kalau sdh ada kawan ini bolehlah nanti singgah ...:). Manfaat Family Branding menurut kami adalah:
  1. Yang kami rasakan dalam proses family branding ini adalah kami 'menemukan' diri kami sendiri, baik itu kekuatan maupun tantangannya.
  2. Ada proses inside-out dalam menemukan kekuatan pribadi dan keluarga dan itu menyebabkan bonding kami makin terasa kuat. 
  3. Dalam membuat aktifitas keluarga kami bisa fokus di dalam cakupan branding (dan tagline). Kami meyakini banyak amalan yang bisa dilakukan, namun kami coba fokus dengan amalan yang kami mampu (dan senang) melakukannya
  4. citra dan kredibilitas keluarga tersampaikan dengan jelas


Langkah-langkahnya seperti di materi yang dishare
Discover - Define - Design - Deploy

Perjalanan yang paling berkesan dan baru saja dilakukan adalah project #ngukur_dalan chapter Jawa - Madura kemarin. Selama 30 hari kami melakukan perjalanan, bersilaturrahim ke teman-teman dan berbagi. Yang mengesankan adalah saat berinteraksi dengan teman-teman (beberapa malah baru tatap muka, hanya kenal via medsos) kami merasa terpapar spiritnya. Yang kami kunjungi rata-rata keluarga muda yang menginspirasi kami. Keren!

Bahkan sebelum ada bayi atau belum lahir pun kita bisa membuat branding ini... Bila  kita  memiliki  FamBrand  sebelum  kita  diberikan  amanah  olehNya,  maka  kita  telah  menyiapkan  suatu tempat  yang  insyaAllah  telah  terkondisikan  dengan  kebaikan  saat  sewaktu-waktu kita  diberikan amanah tersebut.


(4) Andari Intan - Bandung
Sebelumnya maafkan jika pertanyaannya lebih sederhana...😁
Ingin tau arti doyandolan itu apa.. dan adakah akun IG /blog yg bisa diakses untuk memanjangkan silaturahmi? 😁

Kalaulah terjadi persamaan fambrand dengan keluarga lain, apa yg dilakukan keluarga doyandolan untuk menjadi pembedanya? 😊

-> doyandolan dari kata doyan = suka; dolan = main/jalan/travel. Jadi artinya suka bermain atau melakukan perjalanan. Saya termasuk generasi bukan Z, ajdinya punyanya FB: Lukmanul Hakim, Bunda Noor: FB Noor Widyaningsih dan IG widyaningsih noor. Kalau blog bisa diakses (meskipun lagi jarang tulis: www.busur-panah.blogspot.co.id; dan blog review film: www.elha-filmreview.blogspot.co.id  --> suka nonton...😁

Ya memang ada yang mirip: Ada keluarga Jelajah Langit Biru, Ada Kelana Bumi Allah (milik Mbak Ilva, IP Semarang), Jalan-Jalin, Path2Long, dll.

Tidak masalah nama brand mirip atau sama semangatnya, karena memang kekuatan keluarga ditemukan disana. Ada pula kekuatan keluarganya yang justru ditemukan di dalam rumah, misalnya:
- Griya berkah (Mbak Ratna Palupi, Leader IP Jogya)
- Omah Project (Mbak Ressy, Leader IP Prabumulih)
- Omah Xpressi (Mbak Santi, Sidoarjo)

Bagaimana pembedanya? Biasanya pembedanya di aktifitas yang dilakukan. Semakin sering kita lakukan, semakin menjadi identitas diri, dan itu tertimbal balik dari persepsi customer tentang keluarga kita. Jadi, kuncinya pada aktifitas yang dilakukan untuk memperkuat branding. 


(5) Hannah - Depok
Yang ingin saya tanyakan: Family Branding adalah bagaimana keluarga kita ingin dikenal oleh pihak luar. Suami dan istri yang awalnya merupakan pribadi yang terpisah dan berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, pola asuh yang ckup berbeda, teman teman yang telah mengenal pribadi baik si suami dan istri juga pun berbeda kemudian setelah menikah menjadi satu kesatuan bahkan harus menjadi tim dalam menjalankan bahtera rumah tangga. Jika duduk bareng sering dilakukan, visi misi keluarga pun sdh dibicarakan. Namun dalam aplikasinya, masih  terkadang tidak terlaksana. Mungkin terkadang karena perbedaan perbedaan di atas, faktor faktor perbedaan eksternal tadi terkadang yang menjadi penghalang.
  1. Bagaimanakah agar kita dapat konsisten dalam membentuk family branding dengan sdh melihat perbedaaan perbedaan yang telah disebutkan di atas agar dalam menjalankannya pun tanpa harus ragu dengan perbedaan tsb? 
  2. Bagaimana kita mem'branding'kan keluarga kita tanpa harus terlihat sebagai ' pamer'/'show off'?
-> (1) bersyukurlah jika kita sdh ada list perbedaan. Jadi, tinggal menemukan kesamaan. Sejatinya visi misi ini menjadi tugas leader rumah tangga ~ suami untuk menemukan, karena beliau nakhoda rumah tangga. Saya kutip dari Pak Harry Santosa tentang kelurga Gen Halilintar:

"...kemudian, karena sesi mereka setelah sesi saya yang membahas the power of family mission, mc talkshhow itu, menanyakan the family mission statement keluarga Gen Halilintar. Ketika pak Hali ditanya, apa misi keluarga Gen Halilintar, pak Hali nampak bingung dengan maksud misi keluarga dari pertanyaan, namun menjelaskan dengan sederhana, "kami ingin mendidik dan membesarkan anak anak kami agar menjadi pengusaha yang bertaqwa".
Nah jelas sudah, sinkron dan konsistn antara perjalanan hidup sejak muda, sampai berumah tanggΓ  dan mendidik anak. Misi keluarga itu nampak ajeg dalam diri pak Hali, karena berangkat dari misi personal sejak muda dan sangat ingin ditularkan kepada anak anakmya. Semua hal yang terjadi di dalam rumahnya selalu dijadikan kesempatan untuk mengembangkan bisnis sekecil apapun. Itu semua adalah dalam rangka menjalani misi keluarganya. Nah begitulah seharusnya seorang ayah, seorang suami, memiliki misi keluarga yang jelas. Bukan sekedar statement semata yang ditempel di dinding, namun sudah menjadi "believe" atau keyakinan sejak muda.."

Menurut saya para suami itu tidak mau digurui, jadi kalau sudah menetapkan visi misi, coba dijalani sambil nanti dalam proses direvisi. Yang penting disini adalah proses pembelajaran dalam keluarga. Awalnya pun nama #doyandolan kurang disukai sama team anggota keluarga, karena terkesan main-main. Namun setelah dijelaskan makna dan kata yang mudah diingat, jadinya suka juga, he..he..

Tanggapan: penjelasannya. jadi baiknya mmg dimulai dr suami itu perlu yaa?

-> Mestinya dari suami karena dia nakhoda keluarga. Tapi, itu pun tergantung karakter suami, ada yang suka dengan perencanaan ada pula yang tidak. Nah, yang terakhir ini kita  bisa memberi masukan... Kalau tidak ada respon penolakan, berarti anggapannya suami setuju. Tinggal kita laksankan dan laporkan hasilnya...

Issue yang umum di IP yang saya amati adalah para suami type kedua ini. Namun, mereka baru beranjak 'bangun' ketika sang istri sudah bisa menampilkan hasilnya, meskipun masih dalam proses. Eh, benar nggak, ya? πŸ˜

(2) Di bagian deploy adalah bagian mendeklarasikan FamBrand untuk diketahui customer. Customer ini bisa siapa saja: teman, lingkungan, komunitas, Alah & Rasul, dsb. yang nanti berkaitan dengan feebcak atau timbal balik yang kita peroleh: apakah persepsi customer ini sama dengan yang kita inginkan? Show off atau pamer biasanya terpersepsi bahwa nama yang kita gaung tidak relevan dengan apa yang keluarga kita kerjakan. Nah, kalau persepsi ini timbul, bolehlah kita review perjalanan aktifitasnya dan boleh dirancang ulang.

O, ya aktifitas2 ini tidak harus rumit, bisa dikerjakan antar anggota keluarga saja. Misalnya: keluarga OmahProject. Sesuai namanya mereka melakukan aktifitas project bersama keluarga. Ternyata aktifitas2 tersebut menarik tetangga sekitar, sehingga nama keluarga beliau pun lekat dengan project keluarga


(5) Diona - Bandung
Hai pak @Lukmanul Hakim bunda @Bunda Ulan. Lama ga ketemu hehee
Mau saran donk, bagaimana membentuk fambrand untuk saya yang berjauhan dengan suami? Dengan waktu terbatas, bisa menumbuhkan kekompakan meski jauh 😁

-> Meskipun tidak baku rumusan keluarga adalah sbb: A Home team --> FamBrand --> FSP --. FamPro. Nah, coba dilihat apakah keluarga kita sudah A Home Team atau masih kerumunan? LDM bisa jadi bukan masalah karena kita bisa didekatkan dengan piranti teknologi. Yang pertama dilakukan adalah acceptance (penerimaan) kenapa mesti berjauhan dan jadikan jalan takdir ini sebagai keputusan keluarga sehingga saling memahami konsekuensinya. 

Dalam kesempatan ngobrol nanti saat bersua atau lewat piranti, bisa dicoba menemukan visi misi keluarga dengan question: WHY - HOW - WHAT, Menagapa kita ditakdirkan bersama di dunia ini? Apa misinya? Bagaimana cara melakukan misi itu? Dan dalam wadah (project/aktifitas) apa  misi itu bisa dilaksanakan?


(6) Anne Bunda 5Asm@
Bagaimana mensiasati aktifitas bareng dengan anak yang usianya berjarak dekat. Terkadang saat aktifitas bareng yang di tujukan agar semua senang malah jadi agak kacau dan membutuhkan energi yang besar...

-> Sibling... Jujur saya kurang pengalaman secar anak kami 1, Qaulan Sadiida 😊. Tapi, bisa melihat dari pengalaman Mbak Ressy dari Omah Project yang jumlah putra-putrinya ada 5, dan berdekatan. Setiap pekan mereka mengadakan rapat keluarga (family forum) kegiatan apa saja yang menyenangkan seminggu sebelumnya dan apa yang akan direncanakan minggu depan. Tiap anak mengajukan usul dan kemudian berembug apa saja project atau aktifitas yang akan dilakukan. Tiap anak ditawarkan sebuah peran - mereka sendiri yang memilih: ada leader project, dsb.

Nah, karena merasa memiliki andil mereka pun bertanggung jawab. Di akhir acara dilakukan apresiasi dan diatanya apakah suka atau tidak. Tentu tidak serta merta berlangsung smooth, tapi itu adalah proses pembelajaran bagi orang tua dan anak. Begitu kira-kira...


(7) Savira - Tangerang
Pak Lukman, Bunda Noor, sebelum memakai nama keluarga Doyan Dolan, sebelumnya pernah pakai nama lain nggak? Kalau misal kita ganti nama home team kita, caranya rebranding?

-> #doyandolan adalah nama pertama kami...
Dalam prosesnya diperbolehkan saja mengganti nama keluarga (kan keluarga kita sendiri, he..he..) karena mungkin keluarga itu menemukan makna baru dalam proses perjalanannya. keluarga mas Doddy sendiripun beberapa kali merubah nama: dari A Home Team  -->  Padepokan Margosari. Bisa jadi mungkin nanti #doyandolan menemukan sebuah tempat yang sesuai dan menetap disana, sehingga nama keluarga berubah menjadi Grya... atau Graha... karena menemukan kekuatan barunya yang berada di sekitar rumah.

Wallahu 'alam...

Rebranding atau rejuvenasinyanya bisa dilakukan ketika merancang lagi aktifitas-aktifitas keluarga yang mendukung branding baru tersebut. O, ya...untuk memperkuat branding kita bisa lakukan dengan memanfaatkan media sosial. Kalau menilik medsos kami, selalu tercantum nama keluarga dan tagline-nya


(8) Fadiyah - Jakarta
Pak Lukman dan Bunda Noor, kalau untuk komunikasi istri ke suami soal visi dan misi ini, ada triknya ga supaya suami ini tertarik, jadi sama-sama start bareng. Karena kadang jadi agak padam saat istri excited tapi suami ga ada respon.

-> Biasanya para suami itu tidak mau digurui. Mungkin bisa disiasati dengan banyak minta pendapat ke beliau jika kita mempunyai ide tentang visi misi, bagaimana tanggapannya. Selama belum ada respon (baik di-iyakan atau ditolak), bolehlah kita jalan dengan ide misi visi kita. Seringkali si suami tertarik ketika hasil sudah tampak. Maka, selalu menyampaikan ilmu yang diperoleh  atau hasil penerapannya ke suami adalah perlu. Menyatukan frekuensi suami isteri memang tidak terjadi begitu saja, dan dalam prosesnya memang butuh kesabaran...:)

Tambahan tentang perbedaan karakter suami-istri: 
Apakah  tipe keluarga semua harus diputuskan suami (commandernya tinggi) atau tipe suami yang mau menerima masukan.  Bila tipe  commander/kepemimpinan  tinggi,  maka kita bisa memberi  masukan  sebelum memutuskan branding walau mungkin porsinya tidak banyak. Bila tipe suaminya terbuka, maka banyak kemungkinan masukan bisa diterima. Namun yang perlu diperhatikan, bila suami sudah memutuskan maka sejatinya itu sudah menjadi ketetapan.

Jadi dimaklumi  dulu (accepting) dan tetap  tunjukkan  rasa  hormat.  InsyaAllah  suami  akan menerima masukan lebih lanjut.

Demikian tanya jawab kulwapp tentang Family Branding. Sangat menarik karena setiap pertanyaan dan jawaban menambah wawasan dan cara pandang kami. Kami juga bisa menilik ke dalam apakah brand #doyandolan yang kami canangkan sesuai dengan persepsi yang kita inginkan atau tidak

Terima kasih ya...