Rabu, 15 Maret 2017

HOW UNIQ CAN YOU HAVE IT?

Tantangan PERAK berikutnya adalah menarasikan apakah project yang sudah disepakati bisa menjadi besar dan seberapa unik project tersebut.

Wow! Bicara tentang keunikan, jadi ingat buku Purple Cow-nya Seth Godin. Dikisahkan ketika seorang Fulan pergi sebuah ke desa dan melewati selahan pertanian yang dipenuhi sapi berwarna putih atau coklat. Pemadangan pedesaan dengan alam yang indah dan sekumpulan hewan mendatang rasa takjub akan keindahan. Tapi lama-kelamaan - karena monoton - jadi membosanlan. Sampai muncullah seekor sapi ungu' diantara sekelompok sapi. Hewan itu begitu berbeda dan mempesona. Si Fulan heran dan makin takjub, dan memandangi hewan itu terus-menerus. Lalu tampaklah seekor demi seekor sapi ungu' yang lain. Ia tetap heran tapi takjub berkurang, dan lama-kelamaan pun keadaan seperti semula. Jadi membosankan.

Kesimpulannya: selain berbeda, seekor sapi, eh..ide atau keahlian atau produk atau jasa mestinya juga memiliki kebermanfaatan untuk menjadi besar. Cukup? Jawabnya ya, jika kita hanya menginginkan sebatas diri sendiri, keluarga, atau lingkungan terbatas. Namun, perlu sebuah medium untuk menjadikan ide/keahlihan/produk/jasa menjadi viral dan besar.

 Berbeda, and What Next?
Lalu, apakah Project Skill-Jariah ini termasuk unik dan potensial jadi besar? Di salah satu waktu tea-time, kami mencoba menganalisanya dengan menggunakan matrik Kuadran Differentiation vs Importance. Setelah melalui debat panas (he..he..lebay), tarik ulur, dan rembugan, kami memasukkan point-point di kuadran masing-masing sesuai analisa.

  • Kuadran 1 : penting, tapi umum, nggak beda-beda amat (konsep, ToT)
  • Kuadran 2 : penting amat dan unik banget (metode)
  • Kuadran 3 : nggak terlalu penting, tapi beda nih!
  • Kuadran 4 : nggak penting juga nggak beda, umum sekali


Wihh..menurut kami ternyata ada yang masuk kuadran 2, penting dan unik bingits!, yaitu metode kursus pola & jahit 8 jam jadi baju. Menurut klaim Bunda, ini baru pertama, lho! Setidaknya pertama yang kami ketahui. 

Okay, jadi project-nya layak dilanjutkan dan siap diterapkan.

Sebelumnya kami sudah mulai dengan pilot project Kid for Kids. Ini adalah Training for Trainer. Di project ini Qaulan sekalian dilatih sebagai mentor (eh, selama ini dia berperan sebagai asisten kalau Bunda lagi mengajar) untuk pola dan jahit dengan peserta teman-teman sebaya. Masih perlu beberapa perbaikan dan diharapkan dengan berlatih dan berparktek terus-menerus, ia akan semakin mahir dan 'mewarisi' keahlian. Aktifitas ini di-share di medsos dan menerima tanggapan yang lumayan. Beberapa kelas sudah menunggu dan siap dieksekusi. 


"Eh..Ada Kemauan, Ada Jalan!"
Ketika mencari-cara cara agar bisa meng-coaching selain Qaulan dan bisa mengajarkan kembali ke orang lain, kami merasa mendapatkan anugrah tak terduga. Kedatangan Enes (dan Elan) ke rumah di akhir Februari, dan mengantarkan Enes menghadiri acara Parents Talk & Wisuda Matrikulasi IIP Karawang mempertemukan kami dengan orang-orang yang membuka jalan. 

(Sebenarnya baru tahu kalau hari Ahad itu Enes akan menghadiri acara di Karawang di last minutes, malam sebelum hari H. Karena kami tidak acara, yo wis jalan-jalan saja ke Karawang sekalian nostalgia pernah tinggal disana 13 tahun silam. Ternyata, berbuah berkah).

Adalah RumBel Jahit IIP Karawang yang cukup aktif berkarya dan memiliki anggota yang solid (RumBel yang lain juga). Kami melihat ada peluang kerjasama menjahit baju dengan metode ini. Setelah tik-tokan dengan Mbak Tika yang jadi PJ RumBel ini, disepakati pelatihan akan dimulai di weekend bulan Mei. Konsepnya adalah Training of Trainer, melatih beberapa anggota RumBel Jahit yang nanti akan berbagi ilmu jahit ke anggota lainnya. Berit aterakhir, semua pengurus RumBel Jahit mau ikutan kursus kilat ini. Horeee...

Where there's a will, there's a way...

Pas jeda makan siang, kami semeja dengan salah satu pembicara, Mbak Ummu Balqis. Beliau adalah seorang fashion designer pemilik brand baju muslim syar'i Ummu Balqis, Mom Bee dan @babyhijaber. Juga seorang medsos influencer dengan follower IG sekitar 69800 (brand) dan 57300 (private). Wow! Ini potensial sekali sebagai medium. Ketika Bunda bercerita tentang seputar aktifitas pola dan jahit, mata Mbak Ummu Balqis berbinar-binar. Beliau amat tertarik.

Saat berkunjung ke rumah, beliau dan suami mengutarakan untuk mengajak kerja sama. Rupanya mereka sudah mendirikan dan sedang menagktifkan semacam lembaga pelatihan, Learning Room by Ummu Balqis, di daerah Kemang, Jakarta. Dan program jahit ini masuk di salah satu materi. Beliau sudah mengadakan survey, dan peminatnya banyak. Gayung pun bersambut. Disepakati, bahwa dalam tiap sesi ada 2 orang dhuafa yang free ikut kelas ini, dan Bunda akan mentraining salah satu atau beberapa karyawan agar nanti bisa jadi mentor di kelas ini. Hmm...sejalan visi & misinya. Klop, deh!

Jadual pelatihan dimulai awal bulan April ini. 


Resume
Nah, back to question: Apakah project ini potensialnya jadi besar? Hal-hal apa saja yang diperlukan jadi besar? Apakah unik? Apakah yang PALING dari project ini? Dalam kategori apa?

Untuk jadi besar, menurut kami diperlukan sesuatu yang berbeda, bermanfaat, dan jalur untuk mengkomunikasikannya (media). Rasanya kami sedang bersemangat melakukannya dan berusaha istiqomah. Jadi ya..kami yakin project bisa jadi besar. Setidaknya sistemnya berjalan dan manfaatnya terasakan. 

Jadi untuk jadi viral dan besar, yang dibutuhkan adalah:
  1. Differentiation/Uniqueness
  2. Importance/Kemanfaatan
  3. Medium
  4. Consistency/istiqomah
Banyak orang, terutama perempuan, merasa jenuh dan tak punya waktu untuk mengikuti kursus konvensional yang memakan waktu bisa sampai 3-6 bulan. Nah, dengan cara ini mereka bisa belajar pola dan menjahit langsung jadi baju buatan sendiri dalam 8 jam. Hasil baju karya sendiri langsung dibawa pulang hari itu juga. 

Itu unik kan? 

Tambahan
O, ya...supaya berkesinambungan dan tetap jadi 'ungu', sudah disiapkan juga rencana di bawah ini yang insyaAllah dimulai pas Ramadhan: RECRUIT. Ada yang tahu apa itu? 

Silakan bertanya ya...:)
#expossure
#doyandolan silaturrahim_&_share
pojokan Cussons, 15 Maret 2017

Jumat, 10 Maret 2017

FSR: FAMILY SOCIAL RESPONSIBILITY

"...diasumsikan semua sudah tahu beda antara project dan activity..."

Itu kalimat Mas Dodik Mariyanto saat membuka kulwap tentang Family Project sebagai materi pengantar untuk PERAK 2017 dii Rancabali Bandung akhir Maret nanti. Tugasnya adalah menarasikan project keluarga dengan nilai-nilai yang sudah dijalankan di keluarga tersebut.

Meski masih bingung dengan perbedaan antara project dan aktifitas, ayolah kita bikin narasi sebuah project keluarga. Dalam pikiran saya, jika project sudah dicetuskan, dijalankan, dan sudah menjadi kebiasaan, maka project itu sudah jadi sebuah aktifitas. Jadi di suatu project ada produk, target, timeline, dll. Wallahu'alam...

Buka-buka buku coretan dan mencoba memahami 'kekuatan' dan nilai-nilai keluarga, akhirnya kami menemukan sebuah project yang menurut kami layak dieksekusi. Project ini kami namakan: Skill-Jariah.

K o n s e p 
Konsepnya adalah berbagi ilmu pola dan jahit, coaching dan membina beberapa individu atau kelompok agar mahir membuat pola, menjahit, dan mengajar. Ilmu ini nanti akan ditularkan ke individu atau kelompok lain, dan diharapkan berlanjut seterusnya, jadi semacam keahlian yang berkesinambungan. Kalau di perusahaan ada program yang dinamakan Corporate Social Responsibility (CSR), disini dinamakan F(amily)SR.


I n s t a l l
Sebagai pilot project, konsep ini sudah mulai diaplikasikan di Kid for Kids untuk Qaulan. Selama Bunda buka kelas pola dan jahit dan roadshow ke beberapa kota, Qaulan sudah aktif terlibat sebagai asisten. Tugasnya adalah: membantu peserta membuat pola, mengisi spool benang, membantu peserta saat kesulitan dalam menjahit, dll. 

Di project Kid for Kids, Qaulan yang bertindak sebagai mentor dan Bunda sebagai asisten. Qaulan sudah bisa membuat pola dan menjahit sendiri, nah di project ini ia dilatih untuk mampu mentransfer keahliannya kepada anak-anak lain. Selain juga untuk melatih kemampuan berbicara di depan publik. Lumayan-lah, meski masih perlu beberapa kali latihan agar lebih enjoy dan excellent.

E k s e k u si
Selain di project Kid for Kids, Skill-Jariah juga mulai dikonsep untuk kelompok. Sedang dijajagi untuk mengajar beberapa anggota RumBel jahit Institut Ibu Profesional (IIP) yang nanti mereka akan ajarkan ke anggota lain. Juga ada tawaran dari Ummu Balqis, pemilik @babyhijaber untuk membuka pelatihan di tempatnya, didaerah Kemang. Sekarang sedang dalam pembicaraan tentang konsep dan detailnya. 

Semoga di bulan Mei bisa mulai terlaksana. Aamiin.

Apakah project ini sesuai dengan core values keluarga? Hmm...dengan nilai keluarga: silaturrahim_&_share, sepertinya relevan. Project ini sangat memungkinkan untuk berkunjung dan dikunjungi, membentuk jaringan (silaturrahim), dll. Dan sesuai dengan tagline share, karena konsep yang diusung adalah berbagi ilmu untuk diterapkan.

Bagaimana menurut anda?

Can we make it bigger and bigger? Nah, obrolan tentang ini nanti dibahas terpisah ya. But, we're sure this project will be bigger and bigger... 

Bagaimana opini yang lain?


#expossure
#doyandolan
silaturrahim_&_share

pojokan Cussons, 08/03/17