Kamis, 20 September 2012

JADI MATA-MATA


Seperti biasa dalam perjalanan ke kantor, tak lupa membaca buku. Lumayan, buat mengatasi jenuh ketika terjebak dalam kemacetan. Kali ini, buku yang dibaca adalah Orangtuanya Manusia, salah satu dari trilogi parenting karangan Munif Chatib.

Ketika sampai pada bagian ‘Bye..Bye..Angka’, jadi teringat pada sebuah gagasan yang akan diusulkan ke wali kelas Ulan. Gagasan itu adalah memberi apresiasi kepada setiap siswa berupa piagam penghargaan pada akhir semester pelajaran. Penghargaan tersebut bukan dari hasil test atau nilai ujian yang lebih bersifat kognitif, namun lebih pada keunggulan individu masing-masing anak yang ‘diakui’ oleh teman-temannya. Dasarnya adalah setiap anak itu unik dan cerdas (baca:  http://busur-panah.blogspot.com/2012/07/ranking-kompetisi-dan-apresiasi.html ).

Maka, aktifitas membaca pun terhenti. Berganti dengan aktifitas di dalam benak, mengolah pikiran untuk mewujudkan gagasan tersebut. Agar bisa mengetahui keunggulan teman-teman Ulan diperlukan ‘mata-mata’ untuk mengamati mereka. Mata-mata terbaik adalah teman-teman mereka sendiri. Maka  Jadi, ide ini pun diceritakan kepada Ulan untuk mengajak teman-teman dekatnya bergabung sebagai spionase dengan misi: AMATITEMAN.

“Hari Sabtu atau Minggu ajak teman-temannya kumpul di rumah ya.. nanti Ayah jelasin caranya!”, ujar si ayah.

Rupanya, si anak begitu antusias. Tak perlu menunggu hari Sabtu atau Minggu untuk mendengarkan penjelasan. Esoknya, mereka langsung menjalankan misi itu. Ketika memeriksa tas Ulan untuk mengetahui pelajaran hari itu, di salah satu ‘buku rahasianya’ – sebuah buku yang selalu ia bawa ke sekolah berisi ide atau tulisannya – terdapat sebuah list sebagai berikut:
  1.     Nada    (si pendiam)
  2. Syarif   (si pintar)
  3. Karima   (si penolong)
  4. Nuha   (si cerewet)
  5. Qaulan   (si aktif)
  6.  Zura   (si disiplin)
  7.  Najwa S.P.   (si rajin)
  8. Qonita   (si penjaga kebersihan)
  9. Rafa   (si rendah hati)
  10. Afif   (si berani)
  11. Najwa F.A.   (si pemalu)
  12. Irfan   (si cerdas)
  13. Mirza   (si ceria)
  14. Zikra   (si rajin ibadah)

Wow! Surprise juga. Belum sehari ide ini dilontarkan, si anak dan teman-temannya sudah bisa membuat list 14 orang. Setelah list ini lengkap dan memperbaiki label yang berkonotasi negative, daftar ini akan diserahkan ke wali kelas untuk dibuatkan piagam apresiasi. Jadi setiap anak akan mendapatkan piagam yang merupakan pengakuan teman-teman mereka sendiri atas keunggulan unik mereka. InsyaAllah mereka akan bangga karena diakui ekesistensinya.
Bisa dibayangkan, bukan?


Apa yang bisa dipelajari dari misi ini?
1. Anak belajar mengamati karakter teman-temannya, menyimpulkan, dan mengakui keunggulan yang dimilikinya
2.    Berani mengungkap ide atau persepsi yang dimiliki dan membahasnya dalam kelompok. Ketika masing-masing memiliki persepsi yang berbeda dan membahasnya untuk menentukan label yang tepat, sebenarnya mereka sedang belajar menghargai.
3.    Dll…

gria Jakarta, 19/09/12