Rabu, 01 Januari 2020

HIJRAH ALA #DOYANDOLAN

(tulisan ini dibuat menyambut #challenge2perak2020dusunpari)

Hijrah berasal dari bahasa Arab yang berarti meninggalkan atau menjauh atau berpindah tempat. Hirah ini merujuk pada sejarah migrasi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dari kota Mekkah menuju Madinah pada bulan Juni 622M. Maknanya kemudian meluas menjadi tekad untuk mengubah diri lebih baik dan mengharap ridhla Ilahi. Keluarga #doyandolan memaknai hijtah ini sebagai keluar dari zona nyaman.

Dalam konteks itu, setidaknya keluarga #doyandolan menjalani 3 fase hijrah. Yang pertama adalah ketika si buah hati tersayang, Qaulan Sadiida, memutuskan untuk belajar secara mandiri. Homeschooling. Terbiasa teratur dengan jadual rutin sekolah menjadi tantangan keluarga untuk mengisi hari-hari Qaulan. Meskipun sudah mengetahui ada fase 'detoks' untuk anak-anak yang mulai ber-homeschooling, ada juga rasa tak sabar dan ingin bergegas agar si anak segera melakukan aktifitas. Saat itu diuji dengan kesabaran untuk menunggu.

Yang kedua adalah ketika bunda memustuskan untuk berkarya di ranah domestik setelah berkarya di ranah publik selama 20 tahun. Adalah permintaan Qaulan yang 'tidak mau menjadi anak tetangga lagi' (kalau sedang bekerja Qaulan dititipkan ke rumah-rumah tetangga). Mungkin ini adalah calling of God melalui curahan hati seorang anak agar si ibu memberdayakan potensinya yang diperoleh setelah berkarya selama dua dasawarsa. Ditandai pula oleh kegundaan saat mendesain baju yang tidak sesuai dengan prinsip hidup.

Awalnya ada perasaan takut tentang rejeki jika resign dari pekerjaan dengan gaji bulanan. Alhamdulillah, seorang teman meyainkan bahwa Allah SWT sudah memberi kemampuan sebagai alternatif penghasilan. Mas Dodik pun memberi dukungan untuk membuka kelas pola dan jahit. Setelah beberapa kali inovasi, jadilah kelas POLJA seperti sekarang. Alhamdulillah sudah berkeliling-liling mengajar di berbagai kota dan bertemu banyak orang. Dua hal yang sangat disukai yang mungkin tidak diperoleh jika memutuskan tetap di tempat semula.

Agar proses perpindahan zona nyaman itu tidak terlalu mengagetkan dan dapat diantisipasi, kami melakukan Family Strategic Planning (FSP) dengan tema: Moving Zone.


Hijrah ala #doyandolan selanjutnya adalah ketika saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Sama seperti bunda, sudah 2 dasawarsa menjalani ranah publik. Rencana ini dicanangkan sejak setahun setelah moving zone-nya Qaulan dan bunda, dan mulai dimatangkan tahun berikutnya dengan tema FSP: Realife_Realize dan mencoba menemukan makna hidup: findingWHY

Kali ini rencana perpindahannya bukan hanya tentang zona nyaman, namun juga pindah tempat. Kami berencana berhijrah dari Tangerang Selatan menuju Salatiga. Bukan hal mudah ketika POLJA-nya bunda mulai dikenal dan marak disana, juga buat Qaulan yang mesti meninggalkan beberapa kemudahan fasilitas pembelajarannya. Namun, kami tetap bertekad dan berkeyakinan pasti ada rencana Ilahi disana. Sesuai rencana, disana kami nanti akan membuka kedai tosotto Mlèthik dan workshop POLJA. Dua tempat ini kami niatkan menjadi sentra untuk berbagi.

Pada tahap ini kami mencanang tema FSP: mlèthikally. Nah, episode ini bisa dibaca melalui link: http://busur-panah.blogspot.com/2019/09/mlethikally.html

Maturnuwun


#challenge2perak2020dusunpari 
#perak2020
#dusunpari
#proseshijrah
#doyandolan
silaturrahim_&_share