Keluarga #doyandolan terdiri dari 3 personel, yaitu:
(1) Lukmanul Hakim, sebagai leader, ideator dan driver (dalam arti kias maupun harfiah). Lahir di Gresik 46 thn silam. Sekarang berprofesi sebagai homeworker. Rencana tahun depan hijrah ke Salatiga dan mendirikan warung to‐sotto MlΓ¨thik serta pengembangan PolJa ke area Tengah dan Timur.
(2) Noor Widyaningsih, sebagai eksekutor program dan juru bicara. Lahir di Blora, berusia 46 tahun, dan berprofesi sebagai Ibu Profesional dan owner Polja_by_Noor. Aktifitasnya jalan‐jalan dan berbagi pola jahit dan konsultasi pecah pola. Pengalaman di bidang pola jahit dan retail selama 20 tahun di brand‐brand besar, seperti: Danar Hadi, Carmanita, Island Story, PS, & M2.
(2) Noor Widyaningsih, sebagai eksekutor program dan juru bicara. Lahir di Blora, berusia 46 tahun, dan berprofesi sebagai Ibu Profesional dan owner Polja_by_Noor. Aktifitasnya jalan‐jalan dan berbagi pola jahit dan konsultasi pecah pola. Pengalaman di bidang pola jahit dan retail selama 20 tahun di brand‐brand besar, seperti: Danar Hadi, Carmanita, Island Story, PS, & M2.
(3) Qaulan Sadiida, anak semata wayang, 14 tahun, sekarang sedang menjalani aktifitas homeschoolers dan minat di bidang psikologi. Di keluarga sebagai eksekutor dan navigator, juga sebagai idea thinker. Sedang menyelesaikan project di Creator School tentang pemanfaatan lerak sebagai dishwashing liquid.
SESI DISKUSI:
MESSA - JAKARTA
1. Bagaimana cara meyakinkan suami untuk ikut serta dalam project ini?
Selain tujuan, fokus pada kekuatan, keterlibatan (peran), salah satu poin penting dalam membentuk keluarga A Home Team adalah komunikasi. Maka komunikasikan maksud dan tujuan yang ibu pahami tentang Home Team ini kepada suami. Pilih waktu dan suasana yang tepat, obrolan ringan, dan minta pendapat sebagai pengganti kalimat tanya yang merongrong...:)
Jika yang dimaksud mengajak suami untuk ikut project2 dalam rangka home team, maka yang pertama dilakukan adalah minta restu. Kemudian ajak anak‐anak melakukan project‐project kecil berdurasi pendek sehingga langsung terlihat manfaatnya. Misalnya, beberes rumah. Biasanya para suami lama‐kelamaan akan tergerak setelah melihat hasil yang tampak.
2. Adakah target dari home team dalam 5‐10 tahun kedepan? Dan kalau boleh tahu apakah itu? Terimakasih
Secara visi keluarga kami memiliki target jangka panjang sebagai keluarga penebar manfaat untuk bekal berkumpul kembali di surga. Yang sekarang kami lakukan adalah membuat perencanaan tahunan. Tiap tahun berbeda‐beda tema tergantung kebutuhan keluarga dan aktifitas‐aktifitas keluarga dibuat sesuai dengan tema tersebut.
Misalnya:
tahun pertama: Moving Zone, karena pada waktu itu Qaulan dan bunda Noor berganti profesi. Qaulan menjadi homeschooler dan bunda menjadi homeworker
tahun kedua: Expossure, mengekplorasi potensi diri dan menjadikannya sebagai jalan kemanfaatan
tahun ketiga: realife_realize, ini berkaitan dengan pencarian jati diri Qaulan Sadiida menjelang akil baligh untuk menemukan peran utamanya
tahun keempat: meaningfulife ‐> sedang dimatangkan ...:)
CINTIKA - MADIUN
Bagaimana mengawali membuat home team jika posisi kita masih sebagai seorang anak dan bagaimana cara menguatkan home team saat sedang futur?
Wah, hebat ini! Masih seorang anak sudah memiliki pandangan ke depan tentang perlunya home team. Mbak Cintika bisa memulai dengan mengkomunikasikan tentang home team ini kepada anggota keluarga paling dekat yang bisa diajak kerjasama. Cari sekutu, istilahnya. Bisa ibu, ayah, atau saudara. Kalaupun belum ada yang paham tentang home team, bolehlah berinisiatif sendiri melakukan project ringan yang membuat performance character diri tampak dan jadi ‘wow’ di mata keluarga. Contoh: project Breakfast in the Weekend, yaitu dengan menawarkan diri membuat sarapan untuk keluarga. Atur peran masing‐masing anggota keluarga. Ketika performance kita 'wow 'di mata keluarga, lambat laun keluarga akan terlibat. Baru kemudian kita bisa merencanakan aktifitas‐aktifitas keluarga dengan melibatkan anggota keluarga lainnya
Tidak ada proses sekilas dalam membentuk home team. Harus sabar dan konsisten. Nah, kadangkala semangat kita turun karena tak kunjung ada hasil. Untuk itu kita perlu mengingat kembali misi pribadi dan mencari teman atau komunitas yang sepaham. Ketika kita teguh dan yakin memegang prinsip, Allah akan kirimkan teman‐teman seiring kerap yang meneguhkan semangat kita kembali. Seringkali tak terduga, bahkan...
Ketika #doyandolan mencanangkan hijrah dan berswadikari, sepanjang project ngukur_dalan kami dipertemukan ‐ bahkan menginap ‐ di rumah kawan‐kawan yang telah berswadikari dengan bidang usahanya masing‐masing. Seolah‐olah Allah SWT memberi gambaran begini lho orang‐orang yang memiliki usaha sendiri, mesti punya keahlian ini dan kemampuan itu. Itu membuat keyakinan dan semangat kami bertumbuh. Keren sekali rencana sang Maha Kuasa!
Terima kasih bunda atas penjelasannya. Mungkin bunda bisa memberikan contoh sederhana pembagian peran saat project breakfast in the weekend?Berarti project kecil yg saya lakukan harus wow dl ya bund hasilnya?Kriteria wow itu yg bagaimana bund?
Kriteria wow = apabila semua team merasa bahagia saat dan setelah berkegiatan.
Ini adalah kriteria mandatory, semua anggota keluarga merasakan kebahagiaan setelah menyelesaikan project keluarga. Boleh ditambahkan juga kebermanfaatan project tersebut kepada sekitar. Silakan, tiap keluarga memiliki kriteria atau target WOW sendiri...
Melakukan hal‐hal kecil biasa, seperti mengambil sampah di jalan dan membuangnya ke tempat sampah bisa menjadi aktifitas WOW jika menjadi sebuah gerakan dari rumah π
RIZKA _ IP DEPOK
Bagaimana membangun home team dgn anggota keluarga yg memiliki sifat cuek? Contohnya. Di rumah, anggota keluarga kami adl saya (istri), suami, dan anak kami (20month), kami cuma bertiga di rumah. Suami saya orgnya agak cuek, jadi utk urusan keluarga (anak dan rumah) beliau cenderung terserah saya aja. Jgnkan ngomong project keluarga, nentuin visi misi keluarga aja ga selesai2. Terimakasih
Berbeda dengan team yang lain, misalnya sepakbola, dimana pelatih bisa memilih anggota team, dalam keluarga kita hanya memilih sekali dan berikutnya adalah taken from granted dari Allah SWT. Karena mesti diyakini bahwa pasangan kita hari ini dan anak‐anaknya yang menyertainya adalah anugerah dan mesti ada maksud dari Sang Pencipta untuk menumbuhkan potensi diri kita. Suami yang kita rasa cuek, mungkin dalam dirinya menyimpan perasaan ketenangan. Who knows kan? Yang pertama bisa kita lakukan adalah penerimaan (acceptance) dan kemudian menggali potensi diri kira‐kira apa yang bisa kita lakukan dengan positif
’Mantra’ untuk ini adalah jika suami tidak terlibat namun tidak melarang maka hasilnya akan baik, jika suami mau terlibat maka hasilnya akan luar biasa, he..he... Mungkin suami cuek karena kita tidak mengkomunikasikan keinginan kita secara jelas, tapi menduga dan berharap suami mengerti. Nah untuk ini perlu komunikasi yangclear & clarify apa yang kita inginkan. Jika beliau tidak terlibat namun tidak melarang, bolehlah dicoba aktifitas‐aktifitas bersama anak yang memiliki kemungkinan kesuksesan yang besar. Laporkan hasilnya dan minta pendapatnya. Biasanya pula para suami itu enggan dinasehati, jadi biarkan beliau melihat hasil yang tampak. Lambat laun jika sudah mulai terlibat kita bisa mulai berbicara tentang visi misi keluarga.
Berdasarkan pengamatan kami, tiap keluarga memiliki cara masing‐masing menentukan visi keluarganya. Ada yang langsung di tahap awal kemudian membuat aktifitas‐aktifitas berdasarkan misi tersebut. Banyak pula yang melakukan aktifitas sampai menemukan keunikan keluarga dan menjadikannya visi misi. Visi misi bisa jadi tidak langsung jadi, dan membutuhkan proses. Oleh karena itu mendiskusikan dengan suami atau anggota keluarga lain mesti pelan namun pasti...π
BU ROFI _ BEKASI
1. Tujuan utama dari build team adalah...
Keluarga memiliki arah dan tujuan yang jelas yang disepakati bersama dan berusaha mencapainya bersama‐> ini bisa mempererat bonding antar anggota keluarga.
2. Langkah menentukan kegiatan2 yg dipilih untuk membangun build team adalah...
Langkah awal adalah berkomunikasi dengan membuat family forum, bicarakan project yang disukai anak‐anak, dan berbagi peran. Pilih durasi waktu project yang singkat sehingga hasil project tampak dan anak tidak bosan.
3. Jangka waktu untuk build team apakah harus dirancang/dischedulukan? Berskala atau bertahap?
Menurut kami membangun keluarga menjadi A Home Team adalah misi berkelanjutan. Sedangkan membuat project‐project keluarga agar Home Team tercapai mempunyai durasi waktu masing‐masing, tergantung anggota keluarga masing‐masing. Jika masih anak‐anak bisa dipilih kegiatan dengan durasi waktu yang pendek agar segera tampak hasilnya, dan tiap project tidak mesti berkelanjutan/berkaitan.
Kalau #doyandolan, karena Qaulan sudah akil baligh, kami membuat tahapan‐tahapan project yang berujung pada keberminatan dan pemberdayaan potensinya.
4. Apakah harus bertema u build team, contoh #doyanjalan#?
Tidak harus dan tidak perlu menjadikan baku, tergantung keluarga masing‐masing. Bagi keluarga #doyandolan, tema memudahkan kami untuk membuat aktifitas yang terarah sesuai tema yang dicanangkan tahun itu.
5. Ayah, ibu, anak 7 y, 5 y, 2 y, kira2 pilihan kegiatanny seperti apa saja u bisa membangun build team?
Segera berembug dan mendiskusikan kegiatan seperti apa yang dikehendaki anak‐anak. Boleh bertanya keinginan masing‐masing dan membuat kesepakatan ide siapa yang akan dijalankan dalam minggu ini. Aktifitas keluarga bisa dimulai hal yang sederhana, tidak perlu terlalu muluk, Misalnya Breakfast in the Weekend, menyiapkan sarapan keluarga. Musyawarahkan peran, misalnya: anak 7 yo: sebagai pimpinan project, anak 5 yo sebagai co‐chef, ibu sebagai peracik bumbu, ayah sebagai bendahara, anak 2 yo sebagai penggembira. Durasinya tidak lama, bukan? Dan hasilnya langsung tampak. Setelah sesesai, apresiasi peran masing‐masing anak (bukan evaluasi), dan tanya minggu depan ingin project apalagi.
Untuk contoh aktifitas anak‐anak dalam project keluarga bisa disimak buku dari keluarga Omah Project (Mbak Ressy, Leader IP Prabumulih): Witing Tresna Jalaran Soko Kulino. Di buku itu banyak project‐project keluarga sederrhana yang telah dilakukan keluarga keren itu.
6. Kegagalan build team ditandai dengan apa saja...
Boleh dicheck di ciri kerumunan: interaksi tdk terfokus, bersuara tapi tidak berbicara 2 arah, tujuan tdk terarah dll. Tidak menjadi home team bukan berarti keluarga berantakan, bisa saja nyaman karena sdh terbiasa. Hanya saja dengan membangun home team, kehangatan dan ikatan keluarga ‐ bagi kami ‐ makin terasa.
http://busur-panah.blogspot.com/2018/07/a-home-team.html
MESA - WINA, AUSTRIA
Keluarga Doyan Dolan, izin ikut bertanya ☺. Begini, sebuah tim tentu terdiri dari beberapa orang ya, yang tentunya memiliki isi pikiran yang berbeda, keinginan yang berbeda, dan mungkin ada kalanya kontras satu dengan lainnya.
1. Pertanyaan saya, bagaimana keluarga doyandolan menghadapi perbedaan ini?
Bagaimana Wina, Mbak Mesa? #doyandolan ingin nyusul main kesana...
Iya benar, anggota #doyandolan memang memiliki sifat dan keinginan yang berbeda‐beda. Bunda Noor yang supel dan mudah bergaul, sedangkan Qaulan cenderung pemerhati dan pendiam. Itu performance character, bisa saling melengkapi. Untuk menyatukan perbedaan kami sepakat dengan moral character, yaitu silaturrahim & share yang menjadi tagline keluarga kami. Aktifitas atau project keluarga kami usahakan dalam koridor tagline tersebut.
2. Bagaimana alur prosesnya sehingga kemudian tercapai sebuah kesepakatan, "AHA", kita jalankan project ini ya sekarang..."?
Tiap tahun kami melakukan FSP, Family Strategic Planning, yang masing‐masing mengutarakan keinginan yang hendak dicapai tahun depan. Dari poin‐poin keinginan lalu dibuat aktifitas‐aktifitas keluarga untuk mendukungnya. Misalnya project untuk menumbuhkan potensi skill Qaulan Sadiida. Setelah mencoba beberapa ketrampilan, ditemukanlah minatnya di bidang memasak, dan dibuatlah project #KuenaK, membuat donat dan dipasarkan. Atau project PolJa‐nya Bunda, yang tiap anggota memiliki peran untuk mendukung dari awal.
Dalam perjalanannya ada kalanya project berkembang. Misalnya project ngukur_dalan yang dilaksanakan selama Ramadhan kemarin. Awalnya project ini hanya terbatas silaturrahim di satu kota, namun karena blessing in disguised, project pun dikembangkan sampai 20 kota dalam 30 hari. Sangat mengesankan!
3. Kemudian, bagaimana pembagian peran dalam menjalankan hometeam, dikaitkan kekuatan masing‐masing individu? Terimakasih banyak, doyan dolan, inspiratif ✨
Dengan memanfaatkan berbagai tools dan dari aktifitas‐aktifitas yang dilakukan, secara garis besar dalam keluarga #doyandolan terbentuk peran sebagai berikut: ayah Lukman sebagai pencetus ide dan perencana, bunda Noor sebagai juru bicara dan penjalin jaringan, dan Qaulan sebagai pemerhati dan penjaga langkah. Ketika melaksanakan project ngukur_dalan, saya merancang rute yang hendak dilalui, kota‐kota yang hendak disinggahi, jarak yang ditempuh dan pertalite yang dibutuhkan, dll. Bunda Noor menghubungi kawan‐kawan yang sekiranya kota tempat tinggalnya disinggahi dan menjalin hubungan untuk project berbagi yang diemban. Sedangkan Qaulan bertugas sebagai navigator untuk menentukan arah jalan, mengingatkan timeline project, dan sebagai asistan untuk project bebagi.
O, ya...keluarga Griya Riset salah satu keluarga muda yang menginspirasi kami. Makanya, kami menyempatkan diri mengunjungi sang Ibu di Jombang...π
GALIH CROSSIATI _ SOLO
Bagaimana menciptakan kesadaran akan kerja sama team kak..Terimakasih
Poin utama Home Team adalah tujuan, komunikasi, peran/keterlibatan, fokus pada kekuatan. Nah, perlu dibuat tujuan bersama yang dibuat, dipahami, dan disepakati bersama, kemudian pembagian peran yang berarti tanggung jawab. InsyaAllah dengan mengetahui arah dan memahami peran, kesadaran akan tumbuh. Itulah yang kami terapkan di keluarga #doyandolan, hasil belajar dari keluarga‐keluarga keren lainnya.
GRAITA - KARANGANYAR
Bagaimana membentuk sebuah home team kalo suami dan saya sbg istri sama2 menjadi pekerja kantoran yg kalo pagi2 mruput brgkt dan pulang udah malem tinggal istirahatnya, sedangkan weekend biasanya dibuat suami untuk bergadget ria, harus dimulai darimana ya untuk membuat home team yg solid seperti narsum? Nuwun
Pertama yang bisa dilakukan adalah mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Nah, waktu weekend, Sabtu & Ahad, adalah yang dimiliki. Jadi, bisa kita manfaatkan waktu tersebut untuk membentuk home team. Komunikasikan dengan pasangan secara clear & clarify dan buat kesepakatan tentang gadget time, misalnya GFOS ‐Gadget Free on Sunday. Dan ganti dengan aktifitas yang menyenangkan bersama dengan ‘mantra’ ringan ini: ngobrol bareng, bermain bareng, beraktifitas bareng.
Jika suami masih belum terlibat dan asyik dengan gadget, bisa dicoba jawaban di pertanyaan no. 3. Buat aktifitas yang menyenangkan bersama anak‐anak dan laporkan hasilnya. Umumnya para ayah pun tak mau ketinggalan bersuka ria bersama anak.
FATIN - BANJARSARI, SOLO
Bagaimana membentuk home team jika kita masih tinggal dg orangtua dan adek2?
Mulai dan perkuat dari keluarga inti dulu: tentukan tujuan, bikin aktifitas, berbagi peran. Lingkup home team bisa diperluas ke kerabat di dalam rumah yang tertarik. Kami melibatkan ibu‐nya Pak Lukman yang kerap lama tinggal di rumah dalam project‐project keluarga, misalnyaNasi Bungkus Pekanan dan PolJa. Ketika ibu pulang lama ke Madura, beliau selalu menanyakan kelanjutan project‐project ini. Rupanya project‐project membekas dan membuat senang beliau.
ZULIA - SOLO
Bagamana cara menggali kreatifitas atau potensi keluarga agar menjadi "A Home Team”? Untuk saat ini kami masih berdua, belum memiliki anak.
Wuih! Relationship after marriage ini... Syukurilah karena kita punya waktu untuk ngobrol bareng pasangan tentang membentuk keluarga ‘A” Home Team, tentang visi misi keluarga, tentang potensi diri, tentang aktifitas/project sebagai team. Jadikan setiap rencana menjadi sebuah doa. Kelak, geek anak sudah hadir, ia sudah dipersiapkan dengan kondisi dan suasana yang hommy.
Kami memanfaat tools psikologi, salah satunya Talent Mapping untuk mengetahui potensi diri. Dari hasil TM, kami beririsan salah satunya di Belief dan Relator. Itulah yang mendasari tagline silaturrahim dan share.
Juga mencari pelengkap pada diri kita yang tidak ada, mungkin ada di pasangan atau anak. Coba, yang sudah melakukan TM atau tools psikologi lainnya, bisa ditilik apakah saling melengkapi. Allah memang tidak main‐main menjodohkan kita dengan pasangan kita dan memberi anugrah anak‐anak kita..π
SARAH - SOLO
Bagaimana menyikapi jika ada salah satu anggota keluarga yang kurang support dlm pembentukan team (sbg keluarga)? Contoh kasus: saya berempat bersama saya dan adik saya,bapak, ibu. Kemudian tdk jarang ayah saya memberi tahu kepada kami jika kami ini adalah team, jika ayah dan ibu saya meninggal maka saya dan adik saya kudu saling menolong layaknya keluarga. Tetapi kenyataannya adik saya sedikit berbeda dan sangat cuek. Dan alih2 saya care ataupun ingin mengajak komunikasi adik saya selalu bilang saya ini kepo.hehe... Itu saja mba ,terimakasih sebelumnya.
Seperti jawaban sebelumnya, cari sekutu terdekat yang bisa diajak kerjasama melakukan aktifitas‐aktifitas home team. Bisa ayah, ibu, atau saudara. Bikin aktititas yang kemungkinan suksesnya besar sehingga bisa juga dinikmati oleh si adik. Cobalah berkomunikasi dengan menceritakan aktifitas kita atau keluarga, alih‐alih menanyakan dulu tentang rencana aktifitasnya. Nanti dikira kepo, he..he..
if opportunity doesn’t knock, build a door ~ Milton Berle
EKA - SOLO
Bagaimana memahamkan suami atau mengajak suami bekerja dlm team..sedangkan suami bekerja hampir fulltime.. Bs kah kita disebut team ketika projek2 keluarga itu hanya kita lakukan dlm 1x perminggu ny..misalkan hr minggu saja..gtu
Sangat bisa...syukuri waktu yang telah dimiliki. Jika ada waktu di hari Ahad, manfaatkan untuk aktifitas dan bermain bareng bersama keluarga. Durasi dan keleluasaan waktu yang dimiliki tiap keluarga untuk melakukan project keluarga berbeda‐beda. Luangkan waktu, bukan mengisi waktu luang.
Diskusikan dengan suami tentang pentingnya keterlibatan dan peran dalam membentuk home team. Jikapun sibuk, luangkan waktu sejenak bersama anak sebelum melakukan project, atau menggunakan piranti teknologi jika bertemu langsung pun terbatas. Suami disini bisa bertindak atau berperan sebagai pembuka acara. Komunikasikan dengan anak‐anak bahwa ketiadaberadaan ayah mereka adalah sebagai upaya beliau memuliakan anak‐anak, istri, dan keluarga dengan memenuhi kewajibannya sebagai pencari nafkah. Yakinlah bahwa jauh di lubuk hatinya, para ayah ini ‘iri sekali’ dan ingin sekali berkumpul dan bermain bersama anak‐anaknya. Karena itu pulalah salah satu alasan ayah Ulan memutuskan jadi homeworker, he..he..
Menanggapi ya bund.. suami sy sering libur di hari dimana sy masuk utk bekerja.. hr ahad hanya sampe sekitar dhuhur.. beliau harus brgkat kerja lagi... duhh.. baper juga jadinya bund... gmn ya caranya mengkomunikasikan ke suami kalau wktu yg terbatas itu bs kita gunakan utk bermain brsama anak... krn seringny wktu luang suami dipake buat istirahat.. jd sama anak2 juga terbatas.. padhal anak2 sangat terlihat bahagia ketika ayahnya pulang... pastinya si kakak terutama.. pengen bgt diajak main sm ayahnya..
Nah, jika para suami memanfaatkan weekednya dengan leyeh‐leyeh dan santai, boleh berprasangka baik bahwa sang suami sedang menikmati keberkahan rumah dengan anak‐anak, he..he.. Di satu sisi, tugas sebagai pencari nafkah mencukupkan sang suami berperan sebatas tugas itu saja, melupakan tugas mendidik danmembersamai anak. Nah, untuk ini merubah mindset ini perlu dijalin komunikasi efektif. Selain itu, Manfaatkan waktu yang ada, meskipun beberapa menit. Minta kesedian sang ayah untuk membersamai sang anak sebelum berangkat kerja. Sekedar pamit menyapa, memuji, atau memeluknya.
Bersama sang kakak, bunda bisa berkolaborasi membuatkan minuman atau masakan kesukaan suami. Sebelum berangkat kerja, pesankan ke suami untuk menikmatinya dan memberi tanggapan positif. Ini sangat berarti bagi sang anak. Disini posisikan si suami dengan peran sebagi penguji rasa..π
Nah..pengen tau tanggapan seorang ayah...yg mgkin dulunya jg fulltime bekerja.. Kira2 kalau sedang leyeh2 itu..anak2 sy dekatkan dg ayahnya bagaimana ya? Terus terang sy kadang kasian liat suami yg sedang santai gtu digangguin si kakak minta main kuda2anπ
Tau betul beliau bekerja "nglajo" jauuh pastilah capekny luar biasa...tp disamping itu..mamahny pengen anak2 bs deket bgt sm ayahnyaπ
Ada tangapan dari para ayah? Berarti sumai mbak Eka luar biasa ini...dirindukan anak‐anak
Diwakilkan pak lukman , silahkan pak, dari sisi seorang ayah, kalau didekatkan dengan anak saat kondisi sedang leyeh bagaimana ππ sepertinya capek akan hilang begitu ga pak??
Ditanyakan ke suaminya saja Mbak Eka, bagaimana perasaannya. Kadang kita sekedar menduga si ayah capek dan kasihan kalau 'digangguin' si anak, tapi si ayah sendiri tidak keberatan...
Dulu ketika Qaulan masih sekolah SD, ketika libur dan teman‐temannya mengajaknya bepergian ke surat tempat, berenang atau ke Mall, mereka selalu meminta Qaulan mengajak saya. #Soalnya, ayah Qaulan selalu ada waktu", ujar mereka
Memang, bersama anak‐anak rasa capek jadi hilang.
Tambahan dikutip dari ust. Harri Santosa
Nasehat untuk Para Istri Yang Rajin Seminar dan Workshop Parenting
- Ketahuilah bahwa para suami sesungguhnya perlu ruang untuk merenung dan bernafas, begitulah lelaki. Fitrah kelelakianya atau ego nya tidak suka ditekan dan didikte, disisi lain rasionalitas dan ego nya juga menyuruhnya untuk hati hati pada sesuatu yang baru, yang sebenarnya dalam rangka melindungi keluarganya. Jadi andai suamimu terkesan lamban, itu karena ia perlu "merasionalisasi" tuntutan istrinya yang lebih banyak emosionalnya.
- Ketahuilah bahwa para suami kadang tak suka hal hal detail, karena kebanyakan mereka umumnya pemikir dan konseptor. Beberapa suami yang rajin terlibat pengasuhan anak secara detail, umumnya suami yang agak "keibuan" atau aΔa sifat sifat emphaty yang besar. Jadi bersyukurlah bahwa suami anda cukup jantan apabila tak terlalu tertarik urusan teknis pengasuhan dan lebih tertarik urusan yang lebih besar. Namun demikian, minta dengan baik baik agar menjadi konsultan pendidikan 24 jam, alias siap menerima curhat 24 jam sehari semalam. Seorang konsultan memang tak harus banyak terlibat dalam masalah keseharian, karena akan tidak jernih melihat masalah karena menjadi bagian dari masalah.
- Ketahuilah bahwa lelaki itu merasa direndahkan jika diminta menjawab "bagaimana Ayah, kapan membuat misi keluarga kita". Bagi lelaki kata "bagaimana" itu seolah meragukan fungsi kelelakiannya. Kata "bagaimana" memicu egonya untuk membela diri dan emosi. Silahkan ganti dengan kata "mengapa", misalnya tanyakan, "Ayah, mengapa ayah tak membuat misi keluarga?". Kata "mengapa" tidak merendahkannya, tetapi membuat otaknya bekerja dan nalarnya terpicu. Beberapa lelaki mungkin lebih suka diceritakan studi kasus tentang pentingnya sesuatu topik, misalnya "misi keluarga pak Habibie"
- Ketahuilah tak semua lelaki atau suami punya idea menjadi "ayah yang dirindukan", sebagian mereka tak punya sosok ayah sejak kecil baik karena meninggal dunia atau karena tak hadir membersamainya. He doesn't know how to be a good father. Maka agak sulit bagi ayah yang tak pernah punya bayangan bagaimana sosok ayah sejati atau bagaimana seharusnya ayah berperan, tiba tiba mendapat tuntutan dari istrinya untuk menjadi ayah "sempurna". Jadi sebaiknya sering seringlah mengajak suami berkunjung kepada keluarga keluarga atau pasangan yang suaminya berperan sebagai ayah sejati. Bisa juga memberikan suami pembimbing bisnis yang merupakan lelaki dan suami sangat aware pada pendidikan keluarganya. Jadi temukan saja "mengapa" suami tak mau terlibat dalam mendidik anak dan keluarga, bukan bagaimana menyuruh atau mengatasi para suami yang begini dan begitu.
- Ketahuilah bahwa saya sebagai nara sumber, juga nara sumber lainnya, sesungguhnya tak pernah menyuruh para ibu atau para istri untuk menekan suaminya begini begitu sepulang seminar ataupun pelatihan pendidikan keluarga.
Pendidikan keluarga atau parenting yang benar itu sesungguhnya tak membuat panik, tetapi makin merileks dan mengoptimis dalam membersamai anak dan keluarga. Jika makin banyak ikut seminar dan pelatihan, semakin menambah panik dan cemas serta menekan pasangan maka ada yang salah dalam mindset kita maupun prakteknya.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
ANNISA - BEKASI
Mengajak anak remaja untuk membangun home team bukanlah perkara yg mudah, Bagaimana cara efektif untuk berkomunikasi dgn ank remaja untuk build a home team?
n |
Di keluarga #doyandolan memiliki semacam Family Strategic Planning, yang memuat berbagai rencana masing‐masing anggota keluarga. Kami bisa menengok mana yang sudah , sedang, dan akan dikerjakan dan support apa yang diperlukan sebagai bahasan untuk obrolan keluarga.
Menurut Qaulan, menurut aku komunikasi yang efektif itu pertama orangtua mendengarkan dulu apa yang si anak sampaikan dan jangan dipotong, dengarkan sampai selesai.
Bagaimana cara menarik perhatian, mood, dan semangat anggota keluarga yg pada dasarnya mereka sudah sibuk dengan urusan masing‐masing? Cara mengumpulkan hati mereka, karena kadang badannya ada, tapi pikiran kemana‐mana saat diajak berdiskusi. Bagaimana ya? Terima kasih
- menumbuhkan mood atau semangat bisa dilakukan jika melakukan hal‐hal yang anggota keluarga sukai. Misalnya, tamasya atau sekedar makan bersama... Maka menemukan kesukaan dalam diri masing‐masing (jnside out) bisa menjadi jalan pembuka
- miliki setidaknya 1 family forum, tempat keluarga ngobrol santai. Hindari dulu diskusi yang membuat anggota keluarga merasa terbebani. Jauhkan gadget yang bisa membuat distraction. Ingat kalau sedang berjauhan, HP itu mendekatkan, tapi kalau sedang berdekatan HP bisa menjauhkan
- diskusikan dengan pasangan untuk menentukan tujuan keluarga. Visi misi ini penting untuk memandu arah dan tujuan bersama. Di keluarga #doyandolan, kami memfokuskan 'tahun_milik_siapa'. Jika tahun ini milik Qaulan, misalnya, semua dukungan materi maupun non materi untuk aktifitasnya. Ini bisa menumbuhkan ikatan keluarga yang kuat
- dekati masing‐masing anak dan gunakan bahasa cinta yang sesuai agar anak terebut hatinya
- tazkiyatun nafs. Jika berkaitan dengan hati, kembalikan kepada Sang Pemilik Hati. Berdoa dan memohon bimbingan‐NYA adalah cara yang paling utamaπ
PENUTUP
Terima kasih rekan‐rekan, para ibu yang bersemangat (juga para ayah). Dalam materi ini kami mencoba menyampaikan apa yang sudah kami lakukan dan berkaca dari pengalaman rekan‐rekan dan guru‐guru kami yang lain. Yang penting diingat adalah tiap keluarga itu unik, memiliki kekhasannya sendiri. Jadi, contoh‐contoh yang kami sampaikan mungkin cocok bagi kami, tapi butuh penyesuaian untuk keluarga lain. Menggali keunikan keluarga adalah proses yang sangat menarik. Jadi, silakan terinspirasi, namun jangan terintimidasi.
Dengan menyampaikan materi A Home Team, kami juga berusaha berintropskeksi apakah kami on track/sesuai dengan visi misi atau perlu koreksi dan perbaikan karena kami masih terus belajar menjadi lebih baik. Mohon maaf jika ada perkataan yang salah dan tidak bermanfaat. Semoga kita semua diberi kemudahan menjalankan misi menuju visi keluarga masing‐masing.
Aamiin
Wassalaamu'alaikum
Notulen: Ajeng, Bunda Aisyah ♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar