Mungkin hal yang paling berat,
terutama bagi orangtua yang bekerja, adalah saat berpisah dengan buah hati
untuk pergi ke kantor. Apalagi bila si buah hati masih bayi, hiks..hiks..hiks..
Mencium dan memeluknya mampu menenangkan keduanya, orangtua dan buah hati.
Peluk cium adalah sinyal kebahagiaan. Skin
to skin contact antara orang tua dan anak seperti peluk cium akan membuat
anak merasa aman dan nyaman. Anak secara langsung merasakan kehadirannya
diharapkan, disayangi, sekaligus diperhatikan oleh kedua orangtuanya.
Ada sebuah kisah menarik. Suatu hari
seorang Badui tercengang melihat Rasulullah mencium salah seorang anaknya. Ia
pun berujar,”Wahai Rasulullah, saya mempunyai 10 anak, dan belum seorangpun
dari mereka pernah aku cium”
Rasulullah bersabda,”Aku kuatir Allah
telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barangsiapa yang tidak memberi
kasih sayang, ia tidak berhak memperoleh kasih sayang”.
Selain peluk cium, ‘kata-kata
perpisahan’ yang dianjurkan diucapkan ketika hendak meninggalkan sang anak di
rumah atau setelah mengantarkannya ke sekolah adalah selamat berbahagia dan
bersenang-senang. Setidaknya ada dua keuntungan:
- sebagai motivasi agar anak selalu riang dan bahagia. Jika senang dan bahagia, pelajaran akan mudah diterima
- sebagai motivasi diri sendiri untuk selalu berpikir positif sehingga hati selalu riang. Bukankah ucapan motivasi yang positif akan lebih berdampak bila yang mengucapkannya juga termotivasi lebih dahulu?
Bagaimana dengan kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar