Di
tengah-tengah kesibukan beraktifitas, seringkah ayah-bunda teringat dengan buah
hati di rumah? Tugas yang membuat kita terpaut jarak dengan anak-anak bukan
lagi sebuah alasan untuk ketiadaberadaan peran orangtua. Alasan pembenaran bahwa bekerja tak kenal waktu sehingga tak ada waktu luang dengan anak justru untuk memenuhi kebutuhan anak itu sendiri sudah tak lagi relevan. Apalagi jaman sekarang
teknologi memungkinkan jarak makin menyempit. Telepon adalah salah satu
sarananya.
Berusaha menelepon
anak setiap hari selain memastikan orangtua selalu available terrhadapnya, juga membuat anak terperhatikan. Tentu
saja, kita menelepon pada jam-jam dimana anak sudah beristirahat dan tidak
lelah. Pun tidak terus-terusan menelepon dan menanyakan hal-hal detail yang ia
lakukan hari itu sehingga seolah-olah ia merasa diawasi. Tujuan untuk dekat
dengan anak malah tak tercapai kalau kita berlaku seperti seorang ‘penguntit’.
Saat menelepon Ulan, biasanya bunda menanyakan mood-nya hari itu, menyenangkan atau tidak. Biasanya si Ulan
menjawabnya: “Menyenangkan, Bund! Hmm…itu sudah cukup untuk mengetahui
perasaannya hari itu.
Selalu menyempatkan
waktu untuk menelepon anak dari tempat kerja, menanyakan aktifitasnya hari itu,
dan memastikan dia berbahagia adalah caraku untuk menjalin kedekatan dengannya.
Bagaimana denganmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar