Sabtu, 10 September 2011

MENCONTOH DARI YANG TERDEKAT

 19/06/11 – 07.11
(status ini diberi ‘Like’ oleh Achmad Fauzi, Nining Daryati, Nancy Tooy, Eko Cunong Golip, Whee Ker)

Yah, aku mau nyapu halaman dulu ya..", ijin Ulan pagi-pagi tadi.
Agaknya si anak terinspirasi oleh aktifitas bundanya. Memang, biasanya setiap hari Sabtu atau Minggu pagi bunda dan mbak Suci bersama-sama menyapu jalanan, musholla, dan lapangan sekitar rumah. Rupanya aktifitas sukarela itu memberi pengaruh positif pada Ulan.
Anak-anak memang pengamat sekaligus pecontoh ulung. Mereka mengamati kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya di rumah dan mencontohnya. Maka jika ada perilaku anak yang tidak baik, kita mesti juga introspeksi apakah kita – orangtua atau orang terdekat lainnya – telah melakukan hal tersebut.
Jadi teringat sebuah cerita. Suatu hari di sebuah sekolah guru bertanya tentang cita-cita muridnya. Seperti biasa para murid menjawab ingin menjadi dokter, pilot, insinyur, artis, dan profesi-profesi lainnya yang populer. Namun, ada seorang anak yang memberi jawaban unik, lain daripada yang lain. Ia ingin menjadi.....anggota DPR!
Bagaimana pandangan kita tentang anggota DPR saat ini? Sebagian besar mungkin sependapat dengan persepsi negatif anggota DPR sekarang, yaitu suka mementingkan diri sendiri, suka bolos, banyak bicara sedikit kerja, korupsi, dsb. Adalah aneh bila seorang anak ingin menjadi sesuatu yang dipersepsi buruk. 
Lalu kenapa anak tersebut memilih menjadi anggota dewan? 
Usut punya usut, ternyata ia adalah anak dari seorang anggota dewan. Si anak justru melihat sang ibu yang anggota dewan memiliki sikap dan kepribadian yang bertolak belakang dengan persepsi negatif itu. Si anak memandang sang ibu sebagai anggota dewan yang suka mengaji, mengajar, rendah hati, dan sempat bermain dan mengambil raport anak-anaknya di tengah kesibukannya bekerja. Keseharian sang ibu telah 'menyelamatkan' wajah anggota para dewan yang terhormat, setidaknya di mata anak tersebut.
Anak-anak akan mencontoh dari dan pada yang paling dekat. Itulah kita, ayah bunda. Kalau begitu, ayo kita jaga ucapan, perilaku dan sikap kita supaya anak-anak kita pun terjaga perilakunya (baca juga: http://busur-panah.blogspot.com/2011/08/ayah-bunda-perbaiki-perilakumu.html)
 
(taken from: qaulan sadiida on facebook: bercermin pada anak-anak..)
 

Tidak ada komentar: