oleh : Lukmanul Hakim
Jika ada pandangan bahwa faktor keturunan
mutlak mempengaruhi perilaku anak, bolehlah melihat film Lingkaran Setan (1972). Film jadul ini disutradarai
oleh Misbach
Jusa Biran dan dibintangi oleh Sukarno M. Noor (Tohir), Farouk Afero (Husin besar alias si Boy), dan Rano Karno (sebagai Husin kecil)
Cerita diawali saat
seorang jaksa mendakwa Tohir melakukan sebuah tindakan kejahatan pencurian.
Tohir melakukannya karena terdesak oleh kebutuhan hidup, terutama untuk
kebutuhan istrinya yang sedang hamil tua.
Oleh pengadilan Tohir dijatuhi hukuman berat berupa
pembuangan dan kerja paksa. Hukuman itu dijatuhkan karena jaksa Hasan (Aedy
Moward) lebih menekankan pada faktor keturunan daripada latar belakang tindakan
kejahatan itu terjadi. Ketika dalam pembelaan terakhirnya, Tohir menanyakan nasib
istri dan anak di kandungan selama ia dalam pembuangan, sang jaksa hanya
menjawab:
“Anak seorang penjahat, pastilah jadi penjahat
pula! Biarin saja, mati juga tidak apa-apa. Jadi berkurang satu kejahatan”
Kata-kata tersebut sangat membekas di hati Tohir.
Ketika di pembuangan Tohir mendengar berita anak dan istrinya meninggal, ia
melarikan diri. Langsung menuju ke rumah sang jaksa, dan menculik anak Hasan
yang masih bayi. Sang bayi – yang diberi nama Husin – pun ia besarkan seperti
anaknya sendiri. Ia mengajari keahlian mencopet, menipu, dan tindakan kriminal
lainnya dan membungkus kejahatan itu dengan topeng kemuliaan. Sang anak pun
menjadi notorius-godfather yang
disegani.
Suatu hari Tohir mendengar bahwa Hasan – jaksa yang
pernah mendakwanya dan telah pensiun – mendapat anugerah dari negara karena
jasa-jasanya. Amarah Tohir pun membara dan berencana menggunakan Husin, ‘anaknya’
dan anak kandung Hasan, untuk membalaskan dendam. Ia menghasut Husin untuk
merampok rumah Hasan. Namun, diam-diam Tohir juga menghubungi polisi tentang
rencana perampokan tersebut. Tentu saja perampokan itu gagal, dan Husin
diajukan ke pegadilan.
Pada sidang pengadilan yang menghadirkan Husin
sebagai terdakwa dan Hasan sebagai saksi, Tohir sebagai pengunjung berteriak
membuka kedok siapa sebenarnya sang terdakwa itu.
“Hai Hasan, kamu mungkin sudah lupa ketika
menuduh seorang tua dan mengatakan keturunan penjahat pastilah berlaku jahat
pula. Ketahuilah, Husin yang sedang duduk di kursi terdakwa adalah dari keluarga
baik-baik. Itu jika engkau merasa dari keluarga baik dan terhormat. Ya, Husin
itu adalah anak kandungmu sendiri yang aku culik saat masih bayi. Hari ini aku
membuktikan sebaliknya. Keturunan orang baik-baik bisa jadi berperilaku buruk
jika lingkungan mengajarinya demikian. Camkan itu, pak Jaksa”.
----------------
Film ini sangat membekas di memori saat pertama kali menonton di TV, padahal saat itu masih kanak-kanak. Bahkan masih bayi ketika film ini direlease...;).
Lingkungan sangat mendominasi perkembangan dan perilaku anak. Lingkungan yang pertama dan utama tentu saja adalah lingkungan keluarga. Dalam lingkungan ini kepribadian anak terbentuk sehingga perlu mengenalkan dan mengajarkan konsep diri dan nilai-nilai baik dan buruk.
Lingkungan sangat mendominasi perkembangan dan perilaku anak. Lingkungan yang pertama dan utama tentu saja adalah lingkungan keluarga. Dalam lingkungan ini kepribadian anak terbentuk sehingga perlu mengenalkan dan mengajarkan konsep diri dan nilai-nilai baik dan buruk.
Selanjutnya adalah lingkungan sekunder di luar
rumah atau lingkungan pergaulan anak, bisa lingkungan teman atau sekolah. Jika
sudah dikenalkan dengan konsep diri dan nilai-nilai baik dan buruk, insyaAllah
anak memiliki filter ketika berinteraksi sosial di luar rumah. Yang terpenting
adalah selalu mendengarkan anak dan memberikan motivasi kepada kebaikan. Seseorang yang memiliki motif pada kebaikan akan
mudah terstimulasi untuk melakukan perbuatan baik jika lingkungan dimana dia hidup
memberikan situasi yang kondusif untuk melakukannya. Selanjutnya motif baik
yang menguat mudah menggerakkannya untuk melakukan kebaikan.
Bagaimana dengan kita, ayah bunda? Apakah kita
telah memberikan lingkungan yang kondusif kepada anak-anak kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar