Sabtu, 30 Juli 2011

TAARE ZAMEEN PAR

Ini dia salah satu film karya negeri India. Taare Zameen Par (Every Child Special) [2007] merupakan film yang cocok untuk ditonton untuk anak-anak dan keluarga karena film ini mengajarkan moral yang baik.  Untuk versi luarnya judul film ini adalah Like Stars on Earth. Seperti halnya film yang fenomenal kemarin, 3 Idiots, film ini juga menceritakan mengenai pendidikan dan parenting. Bercerita mengenai nilai nilai pendidikan yang ada. Yang pasti film ini rekomendasi untuk ditonton.

Film Taare Zameen Par bercerita tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD yang idiots, yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi, susah menangkap perintah dan kata-kata orang lain. Apalagi jika perintah tersebut berupa kalimat panjang. Setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah seperti menari-nari. Sekolah dirasakannya terasa sangat sulit dan menyiksa. Orang tua dan guru selalu menekan dia untuk selalu belajar sesuai dengan orang normal yang lainnya. Selama sekolah Ishaan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Bahkan gurunya pun juga sering memarahinya karena dia mempunyai kekurangan tersebut. Hasilnya kepercayaan dirinya pun merosot yang berakibat dia suka membuat keributan untuk menunjukkan eksistensinya.Mengetahui kondisi tersebut orang tuanya memindahkan sekolah dan mendaftarkannya untuk mengikuti program asrama dengan harapan Ishaan menjadi lebih baik (baca: 'normal') dan disiplin.
Bukannya menjadi lebih baik, Ishaan makin merosot kepercayaan dirinya. Bahkan ia tak mau lagi menggambar yang merupakan passion-nya. Sama seperti di sekolah sebelumnya, di asrama guru-gurunya pun mengejek dan menghukum karena tak mampu menampung apapun yang dituangkan oleh guru. 
Untungnya datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernaman Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru. Tidak seperti guru lain yang mengikuti norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan mengeksplorasi imajinasi mereka. Setiap anak di kelas merespon dengan antusiasme yang besar kecuali Ishaan. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit penderitaan anak disleksia. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Setiap anak itu terlahir unik dan istimewa, katanya. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang.
Film ini disutradarai langsung oleh Aamir Khan. Pesan moral yang disampaikan dari film ini adalah selama proses pendidikan dan kehidupan, biarkan menjadi diri sendiri. Jangan menjadikan kesuksesan dan posisi dalam masyarakat menjadi patokan. Biarkan berkarya sesuai dengan dirinya sendiri karena bakat dan kemampuan seseorang itu unik dan istimewa. Selain itu, orang tua harus tahu kondisi perkembangan anaknya. Jangan terlalu memaksakan kepada anaknya.
Silahkan ditonton filmnya dan dipraktekkan...;)



footnote :

Apa Itu Disleksia? Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa. Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai Aleksia.

Selain memengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditengarai juga memengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya. Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar.

(disadur dari blog aguswibisono.com)

Tidak ada komentar: