Sabtu, 30 Juli 2011

MENDONGENG ITU MENYENANGKAN

Konon mendongeng adalah salah satu aktifitas yang paling tua dalam sejarah manusia. Sebelum jamannya buku, cerita dikisahkan turun temurun secara lisan. Kisah yang mereka ceritakan umumnya bertemakan sejarah nenek moyang, epos (kepahlawanan), persahabatan, nilai-nilai moral, dan sebagainya. Cerita-cerita ini, misalnya tentang Kancil yang Cerdik atau Timun Emas, mampu membekas lama karena alur yang sederhana dan memuat nilai-nilai luhur tentang keseharian. Mendongeng dengan kisah-kisah semacam itu patut kita teruskan kepada anak-anak kita sehingga membentuk kepribadian yang positif baginya.

Mendongeng adalah kegiatan yang menyenangkan karena dengan mendongeng memungkinkan terjadinya ikatan emosi yang erat antara anak dan orang tua. Dongeng bermanfaat bagi anak karena dapat menimbulkan fantasi aktif yang merupakan unsur yang memungkinkan dan mendukung kreatifitas. Fantasi memiliki manfaat sangat besar bagi kehidupan manusia, antara lain:
  1. Memungkinkan anak menempatkan diri dalam kepribadian orang lain. Dengan demikian ia akan lebih dapat memahami sesama manusia.
  2. Memungkinkan anak untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya. Ini merupakan modal untuk bersikap empatik.
  3. Fantasi mampu melepaskan diri dari ruang dan waktu. Sehingga ia akan dapat memahami apa yang terjadi di tempat lain dan di waktu lain. Hal inilah yang antara lain memudahkan seseorang untuk belajar geografi (memahami kejadian di tempat lain) dan sejarah (memahami kejadian di waktu lain)
  4. Memungkinkan seseorang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi. Fantasi juga bermanfaat untuk melupakan kegagalan di masa lalu.
  5. Fantasi memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan konflik riil secara imajiner. Hal ini akan membantu mengurangi ketegangan psikis dan menjaga keseimbangan batiniah.
  6. Fantasi memungkinkan manusia menciptakan sesuatu untuk dikejar, membentuk masa depan yang ideal, dan berusaha merealisasikannya.
Dongeng yang disampaikan dari buku dan membacanya dengan lantang akan memberi manfaat lain, yaitu:
  • menstimulasi imajinasi dan perkembangan otak anak
  • mengkondisikan otak si anak untuk mengasosiasikan membaca dengan kebahagiaan sehingga mempu menumbuhkan minat baca
  • memberikan motivasi dan sosok panutan
  • membangun kosa kata, menciptakan informasi, dan mengajarkan komunikasi. Dengan membacaka buku dongeng, orang tua juga belajar bagaimana berbahasa yang baik dan benar sehingga anak dibiasakan mendengar bahasa yang baku sejak dini.
Atmosfer masa kanak-kanak adalah bermain. Jadi kita mesti mampu membawakan cerita atau dongeng dalam suasana bermain atau fun. Dengan membawakannya secara menyenangkan, anak-anak akan tertarik sehingga tujuan kita tercapai.

Ada beberapa beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membacakan cerita, antara lain[1]:

Dos – Yang Boleh:
  1. Mulailah membacakan cerita kepada anak-anak sesegera mungkin. Semakin dini anda mulai, semakin mudah dan semakin baik.
  2. Sebelum mulai membaca, selalu sebutkan judul buku, pengarang, dan ilustratornya – walaupun anda sedang membacakan untuk kesekian kalinya.
  3. Pertama kali anda membaca satu buku, diskusikan ilustrasi yang ada di sampulnya. Tanyakan,”Menurut kamu buku ini tentang apa?”
  4. Mulailah dengan ilustrasi hitam putih, dan kemudian beralih ke buku bergambar yang berwarna cerah untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan indera visual anak-anak.
  5. Gunakan rima dan lagu untuk menstimulasi bahasa dan pendengaran anak.
  6. Gunakan banyak ekspresi ketika membaca. Kalau mungkin, ubah nada suara anda supaya sesuai dengan dialog yang ada.
  7. Ketika anda membaca, tetap libatkan anak dengan sesekali bertanya,”Menurut kalian  apa yang akan terjadi selanjutnya?”
  8. Sesekali, ketika anak bertanya tentang sesuatu yang melibatkan teks, perlihatkan anda mencari jawaban atas pertanyaan itu di dalam satu buku referensi bersama anak. Hal ini dapat menambah pengetahuan si anak dan memupuk kemampuan perpustakaannya.
  9. Selalu sediakan buku untuk babysitter. Pastikan dia tahu kalau tugasnya termasuk membacakan buku kepada si anak. Tunjukkan kalau hal ini lebih disukai daripada menonton TV.

Don’ts – Enggak Deh!
  1. Membacakan cerita kepada anak yang kita sendiri tidak suka. Ketidaksukaan akan tampak ketika anda membaca dan hal ini akan merugikan tujuan anda.
  2. Memilih satu buku yang sudah pernah didengar atau dilihat banyak anak di televisi. Sekali plot satu cerita diketahui, umumnya minat mereka akan hilang. Namun, anda bisa membacakan satu buku  dan menonton film/video kemudian. Ini cara yang baik bagi anak untuk melihat berapa banyak lagi yang bisa digambarkan di dalam cetakan daripada di film.
  3. Takut menghadapi pertanyaan ketika membacakan suatu cerita. Kalau pertanyaannya jelas, tidak bertujuan mengalihkan perhatian atau menunda waktu tidur, jawablah pertanyaan itu dengan sabar. Tidak ada batas untuk membacakan satu buku, tetapi ada batasan waktu bagi rasa keingintahuan anak.
  4. Menyamakan kuantitas dengan kualitas. Membacakan cerita kepada anak selama 10 menit dengan penuh perhatian dan antusias akan bisa bertahan lama di dalam benak anak daripada 2 jam sendirian menonton televisi.
  5. Menggunakan buku sebagai ancaman. Contohnya: “Kalau kamu tidak mau membersihkan kamarmu, tidak ada cerita untuk malam ini!”. Ketika anak melihat anda menggunakan buku sebagai senjata atau ancaman, mereka akan mengubah sikap mereka terhadap buku dari positif menjadi negatif.
  6. Coba-coba berkompetisi dengan buku. Kalau anda katakan,”Mau yang mana, cerita atau TV?”, mereka biasanya akan memilih yang terakhir. Jadi, jangan biarkan buku seolah-olah jadi kambing hitam atas batasan-batasan yang kita terapkan atau negoisasikan pada si anak.
Nah, kalau sudah tahu trik dan tipsnya, mendongeng jadi makin mudah menyenangkan bukan? Lagipula mendongeng adalah suatu keniscayaan jika menyadari manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anak.

Selamat mendongeng, ayah bunda!   

 [1] Jim Trelease, Read Aloud! Handbook: Mencerdaskan Anak dengan Membacakan Cerita Sejak Dini

(diambil dari: Ayah bunda Berceritalah!, Kumpulan Dongeng Fabel, seri Milad Ulan ke-5 oleh Lukmanul Hakim dari beberapa sumber)

Tidak ada komentar: