Dulu sempat membuat project 'Mencari Jejak Leluhur' namun, tidak berlanjut karena bergerak sendirian. Serasa tidak ada semangat. Nah, tugas PERAK 2018 bertajuk 'Ekpedisi Gen Keluarga' meneruskan project tersebut, sekalian mengenal dan mengenalkan gen keluarga kepada Qaulan. Sejujurnya, Qaulan memang jarang pergi ke tanah leluhur dan belum banyak kami perkenalkan dengan keluarga besar Nah, tugas atau games ini adalah momentum yang tepat...
Nasab atau keturunan adalah sangat penting dalam (syariat) Islam, karena berkaitan dengan masalah faraidh, muhrim, (wali) pernikahan, dll. Konon bakat atau keahlian kita pun bisa jadi terlacak atau diturunkan dari nenek neneknya nenek nenek kita. Wallahu'alam. Yang jelas, nasab harus kita jaga kehormatan dan kemuliaannya.
Tugas ini membuat kami menengok sejarah keluarga. Nah, ini kami ceritakan ke Qaulan. Simak ya...
GEN INTELLECTION
Waktu kecil saat liburan sekolah, saya selalu dikirim ke rumah Mbak Cek ~ begitu kami memanggilnya (konon beliau lahir di bawah pohon sawo kecik di Asta Tinggi, pekuburan para raja. Sehingga beliau punya nickname: cek, kecek) untuk berlibur. Beliau tinggal di komplek kraton yang luas. Di rumah nenek ada foto seorang pria dengan wajah menghadap ke kanan berpakaian adat Jawa. Sepertinya beliau ini populer di Sumenep, Madura. Tiap kali ibu datang ke rumah seseorang dan terpampang foto ini, ibu selalu bilang ini rumah saudara. Plus menyebut kata 'Juk Ami', kalau ingin menegaskan jalur hirarki keturunan.
Siapa beliau?, saya tanya. Ternyata beliau adalah Sultan Abdurrahman Pakunataningrat, salah satu raja di Madura. Keingintahuan tentang sejarah beliau membuat saya memgoprak-oprek pustaka, dan akhirnya menemukan buku Sejarah Madura yang ditulis oleh seorang paman (dulu belum ada Google atau wikipedia, he..he...). Di buku itu ditulis bahwa beliau adalah penerima gelar Dr. HC pertama dari Sir Thomas Stanford Raffles atas jasanya membantu menterjemahkan dan menyusun buku History of Java. Sang Sultan memang ahli di bidang sastra, budaya, sejarah, dan menguasai beberapa bahasa. Juga seorang ulama sufi. Tapi, kok keturunannya tidak ada yang mewarisi ya? He..he..
Eh, tapi sepertinya ada sih kecipratan sedikit gen intelektualisme beliau. Setidaknya gen membaca dan menulis. Saya ingat, saat kumpul keluarga diantara para sepupu, saya yang paling gemar membaca. Kalau saya datang berlibur, Mbak Cek sudah menyiapkan banyak buku bacaan: majalah Kuncung, Kuncup, komik Jan Mintarja sampai novel-novel Buya Hamka. Bahkan waktu kecil berkali-kali 'khatam' membaca terjemah al Quran, terutama kisah nab-nabi dan kumpulan cerita pendek tentang Nabi versi Bible, yang aku dapat dari mengobark-abrik rumah tetangga. Menulis pun sekarang suka, terutama menulis review film (bisa dilihat di www.elha-filmreview.blogspot.co.id). He..he...he,,
Mudah-mudahan itu termasuk sisi intelektual...:)
Keluarga dari pihak ibu lebih banyak berprofesi sebagai birokrat dan pegawai pemerintahan, sedangkan dari pihak cenderung sebagai guru dan pengajar.
GEN WIRAUSAHA
Nah, kalau garis keturunan bunda lebih cenderung ke wirausaha/entepreneurship. Beberapa saudara adalah seorang pedagang. Ibu pun seorang pedagang pasar yang gigih kalau negoisasi harga. Beliau juga ahli dalam jahit-menjahit dan rias-merias (sekarang make up artis). Nenek dari bunda pun seorang penjahit. Ternyata ilmu menjahit ini diwariskan dari sang ayah, Mbah Hadi Yussadiq yang juga seorang penjahit (juga seorang pedagang). Harusnya nama keluarga Taylor ya... Siapa tahu satu marga sama John Taylor, Roger Taylor, Andi Taylor. Itu personel Duran-Duran. Eh nggak tahu ya? Yo wis Taylor Swift saja, he..he..
Nah, sekarang tahu kan darimana bunda mahir pola dan jahit?
Dia atas kakek nenek, ada mbah buyut yang berprofesi sebagai seniman. Yaitu, Mbah Sastrodimejo. Beliau seorang pemain pentas wayang orang. Sosoknya bertubuh tinggi, putih, dan tampan, dan berketurunan Arab. Hmm..jangan-jangan keturunan Habib nih! (he..he..he..). Sedangkan dari keluarga ayahnya bunda, kebanyakan berprofesi sebagai petani.
Ternyata seru juga ya games ini. Kita berusaha mencari sanak-saudara sehingga saling bersilaturrahim dan mendekatkan. Kadang yang karena lama tak berjumpa dan terlupa, muncul lagi karena tersebutkan, bertanya kabar, dsb. Juga ingin tahu tentang sosok, profesi, dan karakter kakek nenek.Ternyata keren-keren, lho!
Dan siapa tahu ternyata kita bersaudara, atau setidaknya bersinggungan. Tentu akan banyak cerita untuk dikisahkan. Yuk, kita cari nasab keluarga kita..
Seru!
#tantangan1
#perak2018
#genkeluarga
#realife_realize
#doyandolan
silaturrahim_&_share
GJ, 01 Februari 2018
Nasab atau keturunan adalah sangat penting dalam (syariat) Islam, karena berkaitan dengan masalah faraidh, muhrim, (wali) pernikahan, dll. Konon bakat atau keahlian kita pun bisa jadi terlacak atau diturunkan dari nenek neneknya nenek nenek kita. Wallahu'alam. Yang jelas, nasab harus kita jaga kehormatan dan kemuliaannya.
Tugas ini membuat kami menengok sejarah keluarga. Nah, ini kami ceritakan ke Qaulan. Simak ya...
GEN INTELLECTION
Waktu kecil saat liburan sekolah, saya selalu dikirim ke rumah Mbak Cek ~ begitu kami memanggilnya (konon beliau lahir di bawah pohon sawo kecik di Asta Tinggi, pekuburan para raja. Sehingga beliau punya nickname: cek, kecek) untuk berlibur. Beliau tinggal di komplek kraton yang luas. Di rumah nenek ada foto seorang pria dengan wajah menghadap ke kanan berpakaian adat Jawa. Sepertinya beliau ini populer di Sumenep, Madura. Tiap kali ibu datang ke rumah seseorang dan terpampang foto ini, ibu selalu bilang ini rumah saudara. Plus menyebut kata 'Juk Ami', kalau ingin menegaskan jalur hirarki keturunan.
Siapa beliau?, saya tanya. Ternyata beliau adalah Sultan Abdurrahman Pakunataningrat, salah satu raja di Madura. Keingintahuan tentang sejarah beliau membuat saya memgoprak-oprek pustaka, dan akhirnya menemukan buku Sejarah Madura yang ditulis oleh seorang paman (dulu belum ada Google atau wikipedia, he..he...). Di buku itu ditulis bahwa beliau adalah penerima gelar Dr. HC pertama dari Sir Thomas Stanford Raffles atas jasanya membantu menterjemahkan dan menyusun buku History of Java. Sang Sultan memang ahli di bidang sastra, budaya, sejarah, dan menguasai beberapa bahasa. Juga seorang ulama sufi. Tapi, kok keturunannya tidak ada yang mewarisi ya? He..he..
Eh, tapi sepertinya ada sih kecipratan sedikit gen intelektualisme beliau. Setidaknya gen membaca dan menulis. Saya ingat, saat kumpul keluarga diantara para sepupu, saya yang paling gemar membaca. Kalau saya datang berlibur, Mbak Cek sudah menyiapkan banyak buku bacaan: majalah Kuncung, Kuncup, komik Jan Mintarja sampai novel-novel Buya Hamka. Bahkan waktu kecil berkali-kali 'khatam' membaca terjemah al Quran, terutama kisah nab-nabi dan kumpulan cerita pendek tentang Nabi versi Bible, yang aku dapat dari mengobark-abrik rumah tetangga. Menulis pun sekarang suka, terutama menulis review film (bisa dilihat di www.elha-filmreview.blogspot.co.id). He..he...he,,
Mudah-mudahan itu termasuk sisi intelektual...:)
Keluarga dari pihak ibu lebih banyak berprofesi sebagai birokrat dan pegawai pemerintahan, sedangkan dari pihak cenderung sebagai guru dan pengajar.
Nah, kalau garis keturunan bunda lebih cenderung ke wirausaha/entepreneurship. Beberapa saudara adalah seorang pedagang. Ibu pun seorang pedagang pasar yang gigih kalau negoisasi harga. Beliau juga ahli dalam jahit-menjahit dan rias-merias (sekarang make up artis). Nenek dari bunda pun seorang penjahit. Ternyata ilmu menjahit ini diwariskan dari sang ayah, Mbah Hadi Yussadiq yang juga seorang penjahit (juga seorang pedagang). Harusnya nama keluarga Taylor ya... Siapa tahu satu marga sama John Taylor, Roger Taylor, Andi Taylor. Itu personel Duran-Duran. Eh nggak tahu ya? Yo wis Taylor Swift saja, he..he..
Nah, sekarang tahu kan darimana bunda mahir pola dan jahit?
Dia atas kakek nenek, ada mbah buyut yang berprofesi sebagai seniman. Yaitu, Mbah Sastrodimejo. Beliau seorang pemain pentas wayang orang. Sosoknya bertubuh tinggi, putih, dan tampan, dan berketurunan Arab. Hmm..jangan-jangan keturunan Habib nih! (he..he..he..). Sedangkan dari keluarga ayahnya bunda, kebanyakan berprofesi sebagai petani.
Ternyata seru juga ya games ini. Kita berusaha mencari sanak-saudara sehingga saling bersilaturrahim dan mendekatkan. Kadang yang karena lama tak berjumpa dan terlupa, muncul lagi karena tersebutkan, bertanya kabar, dsb. Juga ingin tahu tentang sosok, profesi, dan karakter kakek nenek.Ternyata keren-keren, lho!
Dan siapa tahu ternyata kita bersaudara, atau setidaknya bersinggungan. Tentu akan banyak cerita untuk dikisahkan. Yuk, kita cari nasab keluarga kita..
Seru!
#tantangan1
#perak2018
#genkeluarga
#realife_realize
#doyandolan
silaturrahim_&_share
GJ, 01 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar