29/10/10
– 11.18
(status ini diberi ‘Like’ oleh Inayaty Suryadarma dan Ruhnia Uni Niati)
"Waktu nonton On the Spot episode
7 tokoh horor, aku jadi serem, Yah! Tapi aku ingat kata-katanya guru Harry
Potter", kata Ulan.
Rupanya Ulan teringat satu bagian
dari film Harry Potter yang pernah ia tonton.
“Apa itu?", tanya si ayah.
“Kalau kamu merasa takut, ingat
saja saat-saat engkau merasa paling bahagia", tambahnya.
Guru Harry Potter yang dirujuk
oleh Ulan adalah Prof. Remus Lupin pada film Harry Potter & The Prisoner of Azkaban (2004). Sang
profesor mengajarkan Harry Potter sebuah mantra untuk mempertahankan diri dari
serangan Dementor, mahluk menyeramkan yang menyerap habis harapan dan kebahagiaan
manusia.
"A patronus is a kind of positive force, and for the
wizard who can conjure one, it works something like a shield, with the Dementor
feeding on it, rather than him. In order for it to work, you need to think of a
memory. Not just any memory, a very happy
memory, a very powerful memory…
Allow it to fill you up…lose yourself in it…then speak the incantation ‘Expecto
Patronum.’"
-------------------------------
Pesan dari adegan tersebut sangat
menarik, yaitu sering-seringlah membuat anak bahagia agar ia mampu mengatasi ‘dementor’ rasa cemas, ketakutan, maupun
rendah diri. Membuat bahagia anak bisa diawali dengan mendorong perasaan harga
dirinya dengan memberi pujian terhadap apa yang telah ia usahakan. Hal ini akan
membentuk rasa percaya diri dan pribadi yang positif (baca juga: http://busur-panah.blogspot.com/2011/09/self-confidence.html).
Anak yang memiliki perasaan diri positif dan merasakan bahwa ia adalah anak
yang berguna insyaAllah akan menjadi anak yang bahagia.
Apa manfaatnya jika anak merasa
bahagia? Berikut ini beberapa manfaat kebahagiaan yang diolah dari ebook Anne Fahira:
1. Anak
yang bahagia lebih kreatif. Ketika anak merasa senang, terjadi proses kognitif
di otak sehingga menjadikannya lebih fleksibel (tidak mudah stress) dan memacu
ide-ide orisinil yang kreatif.
2. Anak
yang bahagia memiliki cara pandang yang lebih positif dan optimis.
3. Karena
lebih fleksibel, memiliki pikiran positif, dan menyenangkan, anak yang bahagia
lebih mudah bergaul dengan orang lain.
4. Anak-anak
yang berbahagia belajar lebih cepat. Ketika merasa senang dan rileks, anak lebih
terbuka dalam mempelajari hal-hal yang baru dan tidak takut melakukan kesalahan
karena mereka dengan cepat belajar memperbaiki kesalahan itu.
Bagaimana ayah bunda, mau kan
membuat anak terus merasa senang dan bahagia? Jika ingin membuat anak selalu merasa
senang, orangtua mestinya merasa senang dan bahagia lebih dulu. Hmm..apa yang membuat
ayah-bunda merasa paling bahagia?
Expecto
patronum!
(taken from: qaulan sadiida on facebook: bercermin pada anak-anak...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar