Pada salah satu adegan film 3 idiots (2009),
sebuah film drama-komedi, Raju Rastogi yang diperankan oleh Sharman Joshi
sedang diwawancari oleh beberapa Direktur HRD sebuah perusahaan besar. Raju
bukanlah mahasiswa yang pandai, bahkan termasuk golongan ‘ranking bawah’. Saat
wawancara, ia menggunakan kursi roda. Dua fakta tersebut menarik perhatian para
pewawancara tersebut.
“Saya lihat nilai-nilaimu tak terlalu bagus. Bisa dijelaskan?”,
tanya salah seorang pewawancara
“Sedari kecil saya termasuk anak yang pintar. Orang tuaku sangat
berharap aku membawa mereka keluar dari kemiskinan. Dan itu membuatku takut.
Takut mengecewakan mereka. Di kampus ini ketakutanku makin bertambah. Rasa
takut ini tak bagus bagi kompetisi yang didasarkan pada nilai atau peringkat. Saya
makin banyak memakai cincin sebagai jimat. Jimat agar dapat nilai bagus, jimat
agar orangtua tak kecewa, jimat mengatasi kemiskinan, dll. Namun, sekarang saya
sadar dan menanggalkan semua cincin itu.
“Lalu, bagaimana cerita sampai engkau memakai kursi roda ini?”,
tanya pewawancara lainnya.
“O..itu kebodohan saya”, jawab Raju sambil tersenyum. “Karena
mabuk, saya kencing di pintu rumah Rektor. Beliau sangat marah dan mengancam
mengeluarkan saya dari College ini. Hal itu membuat saya sangat takut sehingga mengambil
jalan pintas terjun dari lantai 3. Untung, Tuhan masih memberi saya kesempatan”.
“Sebenarnya posisi yang lowong di perusahaan ini membutuhkan
seseorang yang pintar berdiplomasi. Saya lihat anda orang yang suka berterus
terang. Jika anda bisa merubah sedikit karakter anda untuk tidak terlalu
berterus terang, mungkin lamaran anda bisa kami pertimbangkan lebih jauh”,
terang sang Direktur sambil menyodor berkas lamaran dan nilai kepada Raju
Rastogi.
Raju mengambil surat lamarannya, tersenyum, dan menjawab:
“Koma selama 3 bulan dan beberapa tulang patah membuatku memiliki
waktu yang panjang untuk merenung. Saya sangat yakin dengan sikap yang saya
pilih. Hari ini saya tidak memohon kepada Tuhan untuk mendapatkan pekerjaan
ini, saya hanya berterima kasih kepada-NYA atas kehidupan ini. Jadi, saya akan
tetap dengan karakter saya, dan kalian simpan lowongan tersebut sampai
mendapatkan orang yang sesuai. No problem!”
“Tunggu, Nak!”, cegah sang Direktur ketika melihat Raju hendak
berbalik pergi. “Saya sudah sangat berpengalaman dalam melakukan rekruitment.
Selama 25 tahun lebih proses rekruitmen, orang-orang akan melakukan apa saja
untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Bahkan jika perlu merubah karakter dan
integritasnya. Hari ini saya sangat appreciate
dengan keteguhanmu. Jadi, berapa yang kau minta agar kamu mau bergabung dengan
kami?”
---------------------------------------
Seringkali kita dengar, atau malah kita sendiri yang berucap, jika
‘jujur itu membuat buntung’ atau ‘jujur itu bakalan ancur!’. Adegan di 3 idiots
ini menafikan hal tersebut. Kejujuran pasti akan menang dan ada hasilnya,
setidaknya membuat integritas orang yang melakukannya makin kokoh.
Bagaimana kita bisa berharap anak-anak kita jujur dan
berintegritas, ayah-bunda? Hal pertama yang bisa segera dilakukan adalah jujur
pada diri sendiri dan memberi contoh pada anak-anak tentang kejujuran dan menerapkannya
dalam kehidupan sehar-hari.
Sederhana sebernarnya,
bukan? Silakan dicoba....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar