Pada bab 3 buku teks Matematika tercantum pelajaran
tentang uang. Tertulis tujuan pembelajaran pada bab itu adalah agar siswa mampu
memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang. Dimulai
dari pengenalan jenis mata uang rupiah dan nominalnya, cara penulisan dan membacanya,
sampai soal-soal yang berbentuk cerita seolah-olah anak berbelanja ke warung
atau toko. Nah, ketimbang hanya
membayangkan belanja di toko, mending
langsung saja menuju TKP.
Berbekal alat tulis dan 1 voucher dengan nominal Rp
100.000, Ulan siap belajar matematika sambil berbelanja. Ia boleh berbelanja
apa saja dengan syarat barang tersebut dibutuhkan dan masing-masing hanya 1
macam. Karena nominal yang terbatas, ia harus pintar memilih barang menurut
prioritas dan menjumlahkan harga tiap item yang dia pilih agar tidak melebihi
jumlah tersebut.
Ia pun berkeliling mencari item barang yang sudah
ditulis lebih dahulu di rumah. “Supaya terencana”, katanya. Pasta gigi, toothbrush, shampoo, sunblock, coklat, cococrunch masuk ke keranjang belanja. Sejenak berhenti untuk
menjumlahkan agar total harga tak banyak berlebihan. Bangkit dan belanja lagi.
Karena kebutuhannya tak banyak, ia sempat bingung ketika masih banyak uang
tersisa. Lalu mengambil barang yang sebenarnya bukan kebutuhannya, namun kerap ia lihat ketika ikut ayah-bundanya
berbelanja. Setelah selesai belanja, hasil perhitungannya akan dicocokkan
dengan struk belanja dari kasir.
Seru kan?
Aktifitas ini sangat menyenangkannya. Tidak hanya
duduk diam sambil membayangkan, namun aktif bergerak dan mengamati. Pas, dengan
kecenderungan gaya belajarnya yang visual dan kinestetik. Selain tujuan
pembelajaran di atas, beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari aktifitas ini
adalah:
- Anak belajar tentang ‘uang’ yang tidak disebutkan di buku teks, yaitu berupa voucher belanja yang hanya berlaku dalam lingkup waktu dan tempat yang terbatas (hmm..ini sesuai dengan ‘visi’ ayah agar Ulan tidak hanya terpatok pada buku teks, he..he..)
- Anak belajar merencanakan dan menentukan prioritas
- Belajar memecahkan masalah dan berempati. Ketika total harga belanja berlebih, ia mesti segera merevisi. Sebaliknya, ketika masih banyak tersisa, ia harus menentukan item barang yang dibutuhkan dan harus dibeli. Ulan pun memilih item barang bukan miliknya, tapi biasa dibeli oleh bundanya. Empati kan?
- Belajar tentang diskon harga. Total harga yang dijumlahkan oleh Ulan tidak sama dengan struk belanja karena ada diskon untuk beberapa item barang.
- Memberi kepercayaan dan tanggung jawab kepada anak untuk menentukan sendiri item barang dan berbelanja sendiri akan membuatnya merasa dihargai.
Semoga dengan belajar dan belanja ini, Ulan makin mengerti
dan memahami perhitungan matematika dan penerapannya.
Hmm..berikutnya tema apa lagi ya? Kasih ide ya…
gj b1/26 ~ 16 nov 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar