KOMPAS.com – Penonton setia acara Nanny 911 pasti tak asing dengan
nama Nanny Stella. Acara ini memiliki banyak penonton karena para nanny yang
terlibat harus membantu keluarga tersebut mencapai kerja sama dan mengubah
kekacauan menjadi ketenangan hanya dalam waktu 7 hari. Beberapa waktu lalu,
Nanny Stella mengunjungi Jakarta untuk berbagi 11 aturan dasar (11
Commandments) dalam membesarkan anak. Aturan-aturan ini ia buat bersama salah
seorang sahabatnya, Nanny Deb, yang juga ikut dalam acara tersebut.
Pengalamannya selama kurang lebih 15 tahun dalam mengasuh anak, ditambah
pendidikannya selama 2 tahun di National Nursery Education Board membuatnya
percaya diri untuk menerbitkan 11 aturan dasar ini. Menurutnya, aturan dasar
ini lintas usia, lintas negara, tidak situasional, tidak emosional, absolut,
dan dibuat untuk menghindari tindakan-tindakan buruk yang bisa saja terjadi di
masa mendatang.
Berikut adalah 11 aturan
tersebut:
1. Bersikap konsisten
Tidak artinya tidak. Ya, artinya ya. Jika Anda ingin memberlakukan
“timeout” kepada anak Anda, lakukanlah. Jangan berhenti atau membatalkan hal
tersebut hanya karena ada gangguan.
2. Setiap tindakan punya
konsekuensi
Tingkah laku yang baik mendapat imbalan. Tingkah laku buruk mendapat
hukuman. Berikan penjelasan jika memang ada imbalan untuk sesuatu yang baik
yang ia lakukan, atau hukuman jika ia melakukan kesalahan. Misal, Anda
sekeluarga akan berlibur ke tempat liburan yang menyenangkan jika anak bisa
meraih angka bagus di rapor. Atau, jika malas belajar, ia akan tinggal kelas.
3. Katakan seperti apa
yang Anda inginkan
Berpikirlah sebelum bicara, atau rasakan akibatnya. Jika si anak
pernah melanggar perintah Anda, maka hukumannya pun harus jelas, dan Anda harus
melakukan hukuman tersebut. Jika Anda melanggar sistem ganjaran Anda sendiri,
maka si anak akan terbiasa mengabaikan hukuman yang Anda tetapkan untuk hal-hal
lain. Bersiaplah, karena hal ini akan berujung pada pembangkangan.
4. Orangtua bekerja sama
sebagai satu tim
Kalau Anda dan pasangan tidak saling setuju dalam satu hal, anak Anda
tidak akan tahu siapa yang harus ia dengarkan. Hasilnya, ia tak akan
mendengarkan siapa pun. Ini tak hanya berlaku untuk Anda dan pasangan saja,
tetapi juga untuk semua orang yang berada di tempat Anda membesarkan si anak.
Entah itu pengasuh, ibu-ayah, kakek-nenek, paman-bibi, semua yang terlibat
dengan si anak. Jangan sampai ada yang memiliki kata-kata yang saling bertolak
belakang, karena anak bisa bingung dan malah berakibat buruk baginya.
5. Jangan berjanji jika tak
bisa ditepati
Kalau Anda menjanjikan sesuatu kepada si anak, pastikan janji tersebut
terpenuhi. Jika Anda tak pasti bisa memberikan janji tersebut kepada anak,
lebih baik jangan dikatakan. Karena ingkar janji bisa jadi hal yang sangat
menyakitkan untuk anak.
6. Dengarkan anak-anak Anda
Akui perasaan mereka. Katakan, “Ibu mengerti”, tapi ucapkan dengan
sungguh-sungguh, lalu luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan Anda.
Karena mereka butuh orang yang bisa dan mau mendengarkan keluh-kesah mereka.
Jika mereka bersandar kepada orang yang salah, hasilnya bisa menjadi hal yang
tak benar untuknya. Cobalah untuk menjadi sahabat mereka dan dengarkan apa yang
mereka rasakan. Rasakan nikmatnya menjadi orang terdekat yang mengerti mereka.
7. Tentukan rutinitas
Rutinitas membuat anak Anda merasa aman dan memberi struktur terhadap
waktu yang mereka miliki. Namun tak selalu berarti harus mengikuti jadwal
sesuai jam. “Rutinitas itu penting, agar anak-anak jadi tahu apa yang akan
mereka lakukan selanjutnya. Tak perlu berdasarkan jam, berdasarkan rutinitas
juga bisa. Dengan demikian mereka belajar keteraturan. Misalnya, usai bermain
di sore hari, mereka mandi, makan malam, sikat gigi, cuci kaki, lalu tidur,”
ujar Nanny Stella.
8. Rasa hormat berlaku dua
arah
Kalau Anda tidak menghormati anak Anda, mereka tidak akan menghormati
Anda. Hukumnya “perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan”.
Menghormati mereka dengan memberikan apa yang menjadi hak mereka tanpa menunda,
juga mendengarkan apa yang mereka ingin katakan.
9. Penguatan positif lebih
baik dari penguatan negatif
Sanjungan, pujian, dan kebanggaan jauh lebih bermanfaat daripada
bersikap nyinyir, negatif, dan mengacuhkan. Lebih baik mengucapkan penguatan
positif kepadanya untuk menyampaikan maksud Anda, bukan menunjuk ke suatu kata
sifat yang melabeli. Misalnya, “Mama senang sekali melihat usaha kamu
meningkatkan nilai Matematika kamu” lebih baik ketimbang, “Kamu pintar. Nilai
Matematika kamu sudah naik 1 angka di rapor”. Ketika Anda melabeli suatu titik,
ia akan berhenti di sana dan tidak berusaha untuk berkembang.
10. Tingkah laku adalah hal
yang universal
Tingkah laku yang baik diterima oleh siapa pun. Contohkan padanya
untuk mengucapkan “terima kasih, tolong, atau maaf” kepada orang-orang yang
bersinggungan. Di mana pun, sopan-santun selalu diperlukan. Ajarkan tata krama
kepadanya lewat tindakan Anda. Anak seperti kaset kosong yang merekam apa pun
yang mereka lihat dari orang-orang, atau apa yang ia saksikan. Maka, berikan
contoh terbaik kepadanya.
11. Definisikan peran Anda
sebagai orangtua
Bukan tugas Anda untuk membuat anak menempel pada Anda. Tugas Anda
adalah mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia luar, dan membiarkannya
menjadi diri sendiri. Jangan selalu menempel dan membantunya mengerjakan segala
hal. Sesekali ia pun harus belajar menghadapi rasa sakit hati, rasa gagal, juga
rasa tak mampu. Ini penting agar ia bisa mencari jalan untuk mengatasi
keterbatasannya.
Selamat mencoba...:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar