Seorang eksekutif sebuah
perusahaan besar sedang menikmati liburan di sebuah perkampungan pantai yang
eksotik. Ia menyempatkan diri berlibur di sela-sela waktunya yang padat agar
pikiran dan tenaganya lebih fresh saat kembali kerja nanti.
Saat berjalan-jalan di pinggiran pantai di sore hari,
ia bertemu dengan seorang nelayan yang baru kembali dari laut. Dalam perahu nelayan
ada beberapa ekor yellow fin tuna. Iseng-iseng,
ia bertanya:
“Baru dari laut nih, Pak? Bagaimana tangkapan
hari ini?”
“Lumayan untuk hasil kerja beberapa jam, Tuan”,
jawab sang nelayan.
“Kenapa tidak lebih lama sedikit disana? Pasti
hasilnya lebih banyak”.
“O..ini cukup untuk makan keluargaku hari ini
dan esok”, lanjutnya.
“Lalu, sisa waktu hari ini Bapak lakukan untuk
apa?”, tanya sang eksekutif, ingin tahu.
Si nelayan menjawab dengan mantap,”Sore hari aku
habiskan waktu bersama anak-anakku, bercanda dan bermain bersama mereka. Bahkan
aku masih sempat bersama mereka belajar untuk pelajaran esok hari di sekolah.
Setelah itu aku bercengkerama bersama istriku menikmati malam yang indah. Dan
berjalan-jalan mengunjungi para teman dan tetangga, mengobrol dan bergembira bersama
mereka. Kami punya kehidupan yang cukup sibuk, Tuan!”
Si eksekutif tersenyum meremehkan, ”Saya seorang
eksekutif bisnis, bisa membantu Bapak bisa lebih sukses dan menikmati hidup
yang lebih nyaman. Mulai sekarang Bapak lebih banyak menghabiskan waktu di laut
untuk menangkap ikan. Ambil beberapa untuk kebutuhan keluarga, dan sisanya
dijual. Jika sudah punya cukup modal, kita beli beberapa boat yang lebih besar untuk menangkap ikan lebih banyak. Lalu kita
perlu bikin website untuk memperluas jangkauan pemasarannya dan rencana jangka
panjang untuk keperluan pinjaman modal dari bank”.
“Terus?”, tanya si nelayan.
“Daripada dijual ke perantara, kita bisa menjual
langsung ke pengolah ikan. Untung yang diperoleh lebih besar. Bahkan, jika
perlu, kita bikin sendiri pabrik pengolahan. Jadi, Bapak bisa mengontrol
sendiri produk, proses, dan distribusi”, sarannya. “Beberapa waktu kemudian Bapak
bisa pindah ke kota besar mencari peluang untuk pengembangan bisinis. Tugas-tugas
operasional tadi bisa didelegasikan atau di-outsource
ke pihak ketiga”.
“Aku pasti sangat sibuk mengurusnya dan akan
menghabiskan waktu-waktu berhargaku di sore dan malam hari seperti biasa”,
tukas sang nelayan.
“Itu cuma sementara kok!”
“Berapa lama itu, Tuan?”
“Kurang lebih 15 – 20 tahun”.
“Setelah itu apa lagi, Tuan?”. Sang nelayan ingin
tahu kelanjutan paparan tersebut.
Si eksekutif tersenyum lebar dan tertawa, “Ini
bagian terbaiknya. Pada saat yang tepat, Bapak umumkan IPO dan menjual saham perusahaan
ke publik...dan jadi jutawan kaya raya!”.
“Jutawan? Kaya raya? Terus...”
“Nah, Bapak bisa pensiun menikmati hidup”, ujar
si eksekutif bisnis. “Lalu pindah ke kota kecil di tepi pantai yang eksotik dan
tenang, jauh dari keriuhan kota besar. Bapak akan punya cukup waktu bersama
anak dan cucu, bercanda dan bermain bersama mereka. Bahkan saya yakin Bapak masih
akan sempat bersama mereka belajar untuk pelajaran esok hari di sekolah.
Setelah itu Bapak bisa bercengkerama
bersama istri menikmati malam yang indah. Dan berjalan-jalan mengunjungi para teman
dan tetangga, mengobrol dan bergembira bersama mereka”.
----------------------------------
Banyak yang mencoba mengejar
kesuksesan dan kebahagian dengan mengorbankan kebahagiaan yang justru telah
tampak di depan mata. Bahkan sudah pernah dijalani.
Ayah-bunda,
seringkali dengan dalih ingin membahagiakan anak-anak, kita bekerja keras
sepanjang waktu mengabaikan kedekatan dengan anak. Padahal, keakraban dan
kedekatan itulah yang justru membuat
anak-anak kita bahagia.
Bagi mereka, dan
mungkin sebenarnya bagi kita, kebahagiaan itu tampak sederhana. Tak rumit
memperoleh dan menjalaninya. Yuk, ayah-bunda hari ini libur ini kita manfaatkan
waktu bagi kebahagiaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar