Alkisah diceritakan ada seorang sahabat yang bertemu dengan Nabi yang Agung, menceritakan problematika hidupnya. Kali ini ia dipusingkan dengan kelakuan anak-anaknya.
Sang ayah bertanya, “Wahai Nabi yang mulia saya memiliki 5 orang anak dan ingin meminta nasihat kapadamu bagaimana cara paling efektif untuk merubah perilaku anak-anakku?”
“Memang ada apa dengan perilaku anak-anakmu?” balas Nabi sambil tersenyum.
“Iya nih! Kelima anakku perilakunya tidak ada yang beres. Setiap hari aku dibuatnya pusing, kesal, dan marah”. Lalu mulailah satu demi satu diceritakan perilaku anaknya mulai dari yang paling tua hingga yang bungsu. Hampir satu jam ia bercerita panjang lebar, dan berharap akan mendapat nasihat yang panjang lebar dari Nabi yang dicintainya.
Setelah ia selesai dengan segala penuturan dan keluh kesahnya, Nabi yang bijak bersabda: “Jika engkau ingin anak-anakmu berperilaku baik, segeralah pulang ke rumah sekarang. Dan mulai sekarang, perbaiki perilakumu yang kurang baik. InsyaAllah nanti anak-anakmu akan ikut merubah perilakunya menjadi lebih baik”.
----------------------------------------------------
Anak-anak memiliki 3 sifat yang bisa membentuk karakternya kelak.
- Sifat seperti tape recorder, dimana ia bisa merekam informasi apapun yang ia dapatkan.
- Sifat reseptif, yang membuatnya secara mudah menerima apa yang ia dengar dan ia lihat.
- Sifat meniru, dimana ia akan cenderung mengikuti tindakan-tindakan atau kebiasaan yang sudah ia terima sebagai suatu kewajaran.
Dengan mempertimbangkan ketiga sifat di atas, pesan Nabi yang singkat ini terasa efektif. Menurut Elizabeth Hurlock, keluarga berpengaruh pada pemberian nilai, pengetahuan, dan perilaku anak. Anak-anak akan mencontoh perilaku atau apapun dari orang yang paling dekat, yaitu orang tua dan lingkungannya. Jika kita ingin anak-anak kita berperilaku baik, tentu kita harus memperbaiki perilaku kita dulu.
Jika kita ingin anak kita tidak bicara keras dan membentak maka berhentilah kita membentaknya. Jika kita tidak mau anak kita memukul anak lain, maka berhentilah memukulinya. Jika kita tidak ingin anak kita merokok maka berhentilah merokok. Jika kita ingin anak kita suka membaca, maka sering-seringlah kita membaca buku di hadapannya.
Jadi, intinya jika kita ingin anak kita berperilaku baik, yang perlu diperbaiki dulu adalah perilaku orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Menurut Ayah Edi, dari pengalamannya memperbaiki perilaku anak yang kurang patut, tantangan terbesar justru pada mengubah perilaku orang tuanya.
Tapi, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Yuks, ayah bunda kita perbaiki perilaku dan pola mendidik anak-anak kita. Mungkin, puisi dari Dorothy Low di bawah ini bisa dijadikan renungan.
DARI LINGKUNGAN HIDUPNYA, ANAK BELAJAR...
(Children Learn What They Live With - Dorothy Low Norte)
Jika anak biasa hidup dicela, kelak ia akan terbiasa menyalahkan orang lain
Jika anak biasa hidup dalam permusuhan, kelak ia akan terbiasa menentang dan melawan
Jika anak hidup dicekam ketakutan, kelak ia akan terbiasa merasa resah dan cemas
Jika anak biasa hidup dikasihani, kelak ia akan terbiasa meratapi nasibnya sendiri
Jika anak biasa hidup diolok-olok, kelak ia akan menjadi pemalu & rendah diri
Jika anak biasa hidup dikelilingi perasaan iri, kelak ia akan terbiasa merasa bersalah
Jika anak biasa hidup dimengerti dan dipahami, kelak ia akan terbiasa menjadi penyabar
Jika anak biasa hidup diberi semangat dan dorongan, kelak ia akan terbiasa percaya diri
Jika anak biasa hidup banyak dipuji, kelak ia akan terbiasa menghargai
Jika anak biasa hidup tanpa banyak dipersalahkan, kelak ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri
Jika anak biasa hidup jujur, kelak ia akan terbiasa memilih kebenaran
Jika anak biasa hidup mengenyam rasa aman, kelak ia akan terbiasa percaya diri dan mempercayai orang-orang di sekitarnya
Jika anak biasa hidup diperlakukan adil, kelak ia akan terbiasa dengan keadilan
Jika anak biasa hidup mendapatkan pengakuan dari sekelilingnya, kelak ia akan terbiasa menetapkan sasaran langkahnya
Jika anak biasa hidup di tengah keramahtamahan, kelak ia akan terbiasa berpendirian…
(disadur dari cerita Ayah Edi & dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar